Liputan6.com, Jakarta - Menteri Perhubungan (Menhub), Budi Karya Sumadi menyatakan kereta ringan (Light Rail Transit/LRT) Jabodetabek akan menarik para penumpang KRL dari Bogor hingga 50 persen. Proyek jumbo senilai Rp 23,81 triliun ini ditargetkan selesai pembangunan fisik pada pertengahan 2018 dan LRT Jabodetabek beroperasi pada 2019.
Budi Karya mengatakan, waktu antara kereta atau LRT satu dengan yang lain (headway) diperkirakan memakan waktu tiga menit. Setiap jam rencananya akan ada 20 kereta atau perjalanan LRT yang datang setiap tiga menit.
Baca Juga
Advertisement
"Per kereta ini bisa mengangkut 800 penumpang. Jadi 800x20, penumpang yang terangkut 16 ribu per jam, jumlah yang cukup banyak kan. Penumpang KRL Bogor itu sekitar 200 ribu orang, jadi sebagian atau 50 persen bisa diakomodasi (ke LRT)," jelasnya saat meninjau proyek LRT di KM 13 Tol Jagorawi, Jakarta, Minggu (8/1/2017).
Menurut Budi Karya, saat ini proyek LRT Jabodetabek fokus pada pembangunan tahap I rute Cibubur-Dukuh Atas. Ke depan, akan dilanjutkan sampai ke Bogor.
"Karena sekarang ini dari 800 ribu penumpang KRL Jabodetabek, kurang lebih 30 persen dar Bogor. Jadi akan melakukan suatu manajemen antar moda, kereta api, jalan, LRT dengan baik," kata dia.
"Harapannya dengan adanya LRT ini, Bekasi dan Bogor mendapatkan suatu solusi. Nantinya terintegrasi dengan MRT yang kurang lebih sama waktunya," tegas Budi Karya.
Targetnya, diakui Budi, pembangunan fisik atau konstruksi LRT Jabodetabek akan rampung pada pertengahan 2018. Sementara target beroperasi pada 2019.
"Pertengahan 2018 itu pembangunan fisik selesai. Kita masih punya waktu 8 bulan untuk buat rolling stock, instalment dan lainnya. Jadi target beroperasi kira-kira Maret 2019," harap Budi Karya.