Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) optimistis target 1 juta rumah bisa tercapai pada 2017. Dalam dua tahun terakhir target tersebut belum tercapai lantaran berbagai kendala.
Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan, pada 2015 capaian target pembangunan hunian dalam program 1 juta rumah hanya mencapai 700 ribuan unit. Kemudian di 2016 meningkat menjadi 800 ribuan unit.
"1 juta rumah sebuah gerakan. Kalau kita punya cita-cita jangan malah diturunkan. Tapi trennya naik di 2015 790 ribuan dengan FLPP hanya sekitar Rp 6 triliun. Di 2016 ada 805 ribu lebih FLPP Rp 12 triliun. Sekarang FLPP sekitar Rp 22 triliun," ujar dia di Malang, Jawa Timur seperti ditulis Senin (9/1/2017).
Dia mengungkapkan, kendala-kendala yang masih menghambat realisasi program 1 juta rumah per tahun akan berkurang pada tahun ini. Hal ini ditambah dengan komitmen asosiasi pengembang perumahan seperti Asosiasi Realestate Indonesia (REI) yang akan fokus pada pembangunan rumah bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) pada 2017 ini.
Baca Juga
Advertisement
"REI akan fokus di MBR. REI yang selama ini pangsa menengah ke atas 2017 ini akan difokuskan ke MBR. Mudah-mudahan dengan ini dan anggaran yang lebih untuk FLPP, dengan perizinan yang diregulasi, dengan paket kebijakan ekonomi itu bisa lebih dari 805 ribu," ujar dia.
Sebagai informasi, pada 2017, dua direktorat jenderal di Kementerian PUPR yaitu Direktor Jenderal Penyediaan Perumahan dan Direktorat Jenderal Pembiayaan Perumahan mendapatkan pagu anggaran sebesar Rp 8,28 triliun dan Rp 230 miliar.
Pagu anggaran tersebut akan dipergunakan untuk membangun rumah susun untuk MBR sebanyak 13.466 unit, pembangunan atau peningkatan kualitas rumah swadaya sebanyak 110 ribu unit, PSU untuk mendukung penyediaan perumahan bagi MBR sebnayak 14 ribu uni, pembangunan rumah khusus sebanyak 5.083 unit dan penyaluran bantuan pembiayaan perumahan FLPP sebanyak 120 ribu unit.
Diberitakan sebelumnya, Kementerian PUPR menyatakan hingga 30 Desember 2016, capaian program 1 Juta Rumah di 2016 mencapai 805.169 unit rumah. Artinya, pada 2016 ini masih ada kekurangan penyediaan rumah sebanyak 194.831 unit dari target 1 juta unit rumah.
Direktur Jenderal Penyediaan Perumahan Kementerian PUPR Syarif Burhanudin mengatakan pihaknya tetap melaksanakan program 1 Juta Rumah untuk mengatasi kekurangan kebutuhan (backlog) perumahan di Indonesia. Pada 2016, dari 1 juta rumah, untuk masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) ditargetkan sebanyak 700 ribu unit, sementara sisanya sebanyak 300 ribu unit untuk non-MBR.
Dia menjelaskan, untuk program di 2016, pemerintah melalui Direktorat Jenderal Penyediaan Perumahan membangun sebanyak 111.796 unit rumah untuk MBR. Ini terdiri dari 7.860 unit untuk rumah susun sewa (rusunawa), rumah khusus sebanyak 6.048 unit, serta rumah swadaya sebanyak 97.888 unit yang terbagi atas pembangunan rumah baru sebanyak 1.007 unit dan peningkatan kualitas rumah sebanyak 96.881 unit.
Sementara dari pihak lain, yaitu pembangunan rumah dari kementerian/lembaga (K/L) sebanyak 16.923 unit, pemerintah daerah (pemda) sebanyak 120.180 unit, dan pengembang perumahan sebanyak 265.747 unit.
Untuk rumah yang dibangun oleh pengembang dibagi menjadi beberapa skema yaitu melalui subsidi KPR Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) sebanyak 42.017 unit, melalui KPR Syariah sebanyak 7.311 unit, melalui subsidi selisih bunga (SSB) sebanyak 111.358 unit dan kredit konstruksi sebanyak 105.061 unit.
"Pembangunan rumah melalui fasilitas pembiayaan lain sebanyak 21.830 unit, dari CSR perusahaan 320 unit dan masyarakat sendiri 32.586 unit rumah," kata dia.
Sementara, pembangunan rumah untuk non-MBR sebanyak 325.787 unit. Ini terdiri dari pembangunan rumah oleh pengembang sebanyak 12.332 unit, masyarakat non-MBR sebanyak 10 ribu unit, non-subsidi komersial 80.235 unit, non-subsidi syariah 3.972 unit dan kredir konstruksi 129.248 unit.