Baru Dipamerkan, Laptop Tiga Layar Razer Raib di CES 2017

Jadi peserta langganan di ajang CES, Razer harus menelan pil pahit dengan kehilangan dua produk prototipenya.

oleh Yuslianson diperbarui 09 Jan 2017, 21:00 WIB
Razer Project Valerie merupakan laptop gaming pertama di dunia dengan tiga buah layar monitor. (Sumber: CNET)

Liputan6.com, Las Vegas - Ajang Consumer Electronis Show (CES) 2017 secara resmi ditutup pada Minggu, 8 Januari 2017 waktu setempat.

Selama 4 hari--5 Januari hingga 8 Januari 2016--event yang dihelat di Las Vegas, Amerika Serikat itu dimeriahkan oleh berbagai perusahaan teknologi yang memamerkan produk andalannya.

Salah satu perusahaan tersebut adalah Razer. Jadi peserta langganan di CES, perusahaan yang berbasis di California, Amerika Serikat ini memperlihatkan dua produk prototipe yaitu Project Valerie dan Project Ariana.

Seperti yang sudah kamu ketahui, Project Valerie merupakan gaming laptop prototipe terbaru Razer. Produk ini menjadi sorotan karena menjadi gaming laptop pertama di dunia yang menggunakan dua layar monitor tambahan (total tiga layar) berukuran 17 inci.

Project Ariana, tampil sebagai proyektor Chroma yang menggunakan lensa fisheye wide-angle yang memproyeksikan tampilan bermain gim ke dinding.

Namun, CES tahun ini berakhir pahit bagi Razer. CEO Razer Min-Liang Tan melaporkan bahwa dua perangkat prototipe Razer dicuri saat berada di booth CES. Demikian yang dikutip dari laman Endgadget, Senin (9/1/2017).

"Kami (Razer) telah mengajukan laporan yang dibutuhkan dan saat ini sedang bekerja sama dengan pihak manajemen acara, dan kepolisian untuk mengatasi masalah ini," ungkap Tan.

Sayangnya, baik Razer dan Tan enggan buka suara tentang dua produk prototipe apa yang dicuri dari booth Razer di CES 2017 kemarin. Tapi kemungkinan besar, salah satunya adalah Project Valerie, yang merupakan laptop tiga layar. 

Sekadar informasi, ini bukan pertama kalinya Razer kehilangan produk prototipe miliknya. Pada 2011, dua gaming laptop prototipe Blade sempat dicuri dari lab R&D Razer di San Francisco, Amerika Serikat.

(Ysl/Isk)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya