Liputan6.com, Jakarta - Yuki Kato baru saja membintangi film Cahaya Cinta Pesantren yang disutradarai oleh Raymond Handaya. Di situ Yuki Kato berperan sebagai gadis asli Batak bernama Shila yang harus menjalani kehidupan di pesantren beserta seluk beluknya.
Film tersebut merupakan tantangan tersendiri bagi Yuki Kato, karena ia tak pernah merasakan hidup di bawah atap pesantren. Bintang sinetron Hearth Series ini pun harus mencoba hidup di tempat tersebut dengan segala kondisi lokasinya.
Baca Juga
Advertisement
"Seminggu sebelum syuting kami sudah di pesantren (lokasi syuting) empat hari lima malam. Kasur bukan kasur yang enak gitu kayak kasur yang dari kapuk gitu, dengan kondisi yang enggak ada AC dan kipas. Panasnya kota Medan juga, jadi ya kayak harus dibiasakan itu," tutur Yuki Kato, saat jumpa pers film Cahaya Cinta Pesantren di kawasan Kuningan, Jakarta Selatan, Senin (9/1/2017).
Salah satu tantangan terbesar saat syuting yang dialami oleh aktris 21 tahun itu ternyata adalah mengenakan hijab. Yuki mengaku tak terbiasa mengenakannya, bahkan sempat merasa tak nyaman.
"Awal-awal saya dipakein sama Vebby Palwinta (salah satu aktris pengisi film) terus ketahuan sama sutradara kita kayak 'Yuki gue perhatiin kok lo dipakein sama Vebby terus?' Ya gue jawab aja enggak kok cuma dipakein aja gue enggak tahu caranya. Terus hal itu malah jadi makin nempel di karakternya," jelas Yuki Kato.
"Awalnya enggak nyaman, jujur saja. Sekarang sudah kayak emang udah terbiasa, toh kita syuting sebulan setengah lamanya ditambah proses reading dan karantina. Jadi terbiasa pakai kerudung," tambah Yuki Kato.
Lantas apakah hal tersebut membuat gadis keturunan Jepang ini ingin mengenakan hijab? Yuki lalu mengungkapkan bahwa ia belum siap.
"Pengen tapi masih 50-50. Kayak masih enggak yakin gitu. Enggak yakin bukan karena hijabnya tapi enggak yakin sama diri sendiri. Cuma orang-orang banyak yang bilang kalau enggak sekarang ya kapan," tandasnya.