Liputan6.com, Washington DC - Presiden Amerika Serikat terpilih Donald Trump, menunjuk menantunya Jared Kushner menjadi salah satu penasihat seniornya. Sebelumnya, pria berusia 35 tahun itu telah memainkan peran penting dalam kampanye presiden.
Kushner yang akan menjadi penasihat senior di Gedung Putih, akan bertugas menjalankan kebijakan domestik dan luar negeri. Kabar penunjukan tersebut dikonfirmasi oleh juru bicara Trump, Kellyanne Conway, yang menyebutnya sebagai "berita terbaik".
Advertisement
Suami Ivanka Trump itu merupakan pengembang properti dengan berbagai kepentingan bisnis.
Pengangkatannya akan menjadi hal kontroversial, mengingat adanya Undang-Undang Nepotisme dan kekhawatiran potensi konflik. Terdapat juga undang-undang etika federal yang menyebut pegawai pemerintah tak boleh mendapat keuntungan dari bisnis apa pun.
Menanggapi hal itu, kubu Donald Trump mengatakan, hukum pembatasan pemberian jabatan untuk pekerjaan pemerintah kepada kerabat, tidak berlaku untuk posisi di Gedung Putih.
Pengacara Kushner pun menyebut, kliennya akan mundur sebagai bos dari bisnis real estate keluarganya jika ia menjalankan tugasnya di Gedung Putih. Selain itu, Kushner mengatakan akan melepaskan beberapa asetnya.
Jamie Gorelick dari firma hukum WilmerHale mengatakan, Kushner berkomitmen mematuhi undang-undang etika federal. Ia juga telah berkonsultasi dengan Kantor Etika Pemerintah tentang langkah yang harus diambilnya.
Dikutip dari BBC, Selasa (10/1/2017), Kushner sering terlihat di sisi Trump selamanya kampanye presiden dan sangat terlibat dalam strategi digital.
Ia juga dilaporkan memainkan peran dalam menggulingkan Gubernur New Jersey, Chris Christie dari tim transisi selama kampanye. Sementara itu, Christie menuntut ayah Kushner atas penggelapan pajak.
Pria lulusan Harvard University tersebut pernah hadir dalam wawancara kabinet dan pertemuan penting dengan sejumlah pemimpin asing.
Ia merupakan pemilik 666 Fifth Avenue, gedung pencakar langit yang terletak beberapa blok dari Trump Tower. Saat berusia 25 tahun, ia membeli surat kabar New York Observer.
Sejumlah pihak yang ditunjuk Donald Trump untuk bergabung ke kabinetnya memiliki kepentingan bisnis, di mana hal itu akan diteliti dalam sidang konfirmasi yang berlangsung pada pekan ini.