Liputan6.com, Jakarta Orang-orang yang bekerja untuk para atasan atau bos yang psikopatik dan memiliki tendensi narsis, tidak hanya akan merasa tertekan karena di-bully. Mereka juga akan memiiliki kecenderungan bertingkah laku tak terpuji di tempat kerja.
Bagaimana juga, kebahagian seorang karyawan, bukan hanya ditentukan dari bidang pekerjaannya semata. Ada faktor lain yang sebenarnya jauh lebih penting, yaitu atasan atau bos.
Advertisement
Hal itu adalah temuan kunci dari penelitian yang dilakukan University of Manchester's Business School. Temuan tadi dipresentasikan pada acara konfrensi tahunan Division of Occupational Psychology di Liverpool oleh kepala penelitian, Abigail Philips.
Seperti dikutip dari bps.org.uk, Selasa (10/01/2017), penelitian ini melibatkan 1.200 partisipan dari berbagai negara dan bidang pekerjaan. Mereka ikut serta dalam tiga studi yang berbeda, mengisi kuesioner yang berhubungan dengan kondisi psikologis mereka sendiri, dan membahas tentang tingkah laku bullying di level manajerial.
Analisis data menunjukkan, mereka yang bekerja untuk bos yang memiliki kepribadian negatif memiliki kepuasan bekerja yang lebih rendah, dan memiliki skor lebih tinggi terhadap risiko depresi.
Abigail Philips mengatakan, "Secara keseluruhan jelas terlihat bahwa pemimpin dengan sifat buruk bisa jadi kabar buruk bagi organisasi. Mereka yang tinggi sifat psikopatik dan narsisme-nya memiliki keinginan besar untuk meraih kekuasaan dan seringnya tak memiliki empati."
Philips mengatakan, kombinasi beracun ini bisa membuat sang atasan tadi mengambil keuntungan dari orang lain, mengambil kredit atas pekerjaan orang, dan secara keseluruhan hobi mengkritik dan bertingkah laku agresif.
Philips juga menekankan, mereka yang memiliki kombinasi beracun tadi akan memiliki pegawai yang tak bahagia, tak puas, dan akan mencari selamatnya sendiri di dalam perusahaan.