Mega: Pancasila Jadi Tameng Ideologi Tertutup Pengancam Bangsa

Megawati menegaskan, Pancasila bukan dipaksakan oleh Bung Karno, tapi lahir dari nilai-nilai, norma, dan cita-cita bangsa Indonesia.

oleh Putu Merta Surya Putra diperbarui 10 Jan 2017, 11:19 WIB
Presiden Jokowi duduk di samping Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri berbincang pada peringatan HUT PDIP ke-44 di JCC, Jakarta Pusat, Selasa (10/1). HUT PDI Perjuangan ke-44 ini juga dihadiri sejumlah menteri kabinet kerja. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Dalam peringatan HUT PDIP, Megawati Soekarnoputri mengatakan, Pancasila bisa menjadi tameng dari ideologi tertutup yang bisa mengancam ideologi bangsa. Ideologi tertutup muncul dari kelompok tertentu yang memaksakan kehendak, tidak ada dialog, apalagi demokrasi.

"Pancasila sekaligus tameng dari ideologi tertutup yang mengancam ideologi bangsa. Ideologi tertutup bersifat dogmatis," kata Ketua Umum PDIP itu saat menyampaikan pidato politik di JCC Senayan, Jakarta, Selasa (10/1/2017).

Mega mengatakan, kepatuhan adalah dari watak dari ideologi tertutup yang dijalankan dengan totaliter, teror dan propaganda untuk mencapai kekuasan. Syarat mutlak ideologi tertutup adalah dilarangnya pemikiran kritis. Inginkan keseragaman berpikir dan berhendak.

Mega juga mengatakan, para pemimpin kelompok ideologi tertutup ini memposisikan diri sebagai peramal masa depan. Termasuk, setelah dunia fana.

"Padahal, notabene mereka belum pernah melihatnya," kata Mega disambut tepuk tangan riuh pada kader PDIP dan tamu undangan.

Dia menegaskan, Pancasila bukan dipaksakan oleh Bung Karno, tapi lahir dari nilai-nilai, norma, tradisi, dan cita-cita bangsa Indonesia.

"Bung Karno menegaskan bukan penemu pancasila, tapi penggali pancasila dari moral budaya bangsa Indonesia. Pancasila adalah warisan bangsa Indonesia," kata dia dalam peringatan HUT PDIP di JCC, Senayan.

Mega mengatakan, Pancasila harus dijadikan sebagai penuntun rambu-rambu. Kebijakan politik tidak boleh apriori tapi demokratis berdasarkan musyawarah mufakat.

"Pancasila selalu relevan menghadapi tantangan perkembangan zaman, ilmu pengetahuan, dan aspirasi rakyat," Megawati menandaskan.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya