Rahasia Kenapa Wanita Tiongkok Jarang Terkena Kanker Payudara

Mulanya pendapat itu mengarah pada wanita China hidup di pedesaan dan jauh dari polusi kota. Namun pendapat itu pupus ketika China

oleh Azwar Anas diperbarui 10 Jan 2017, 12:40 WIB
Rahasia wanita China yang jarang terkena kanker payudara

Liputan6.com, Jakarta Kanker payudara adalah musuh bagi semua wanita di penjuru dunia. Ia datang bak pencuri, mengendap, dan bersembunyi. Lalu ketika tiba-tiba diketahui, kanker payudara benar-benar telah melumpuhkan diri kita sendiri.

Amerika Serikat adalah negara dengan pengidap kanker pyaudara terbesar di dunia. Pada 2017, American Cancer Society mendata, sebanyak 252.710 wanita di Amerika mengidap kanker payudara. Sebanyak 40.410 diperkirakan meninggal karenanya.

Sebaliknya, World Cancer Research Fund mencatat, sejak 2012 hingga sekarang, Asia dan Afrika tercatat sebagai pengidap kanker payudara terendah di dunia. Mengapa?

Dilansir Netshark, Profesor Jant Plant mengatakan, wanita Asia khusunya di China memiliki peluang lebih kecil mengalami kanker payudara. Ia menghabiskan waktu bertahun-tahun untuk mencari tahu, mengapa wanita China tak banyak yang menderita kanker payudara.

Plant mengatakan ia benar-benar fokus mengkaji kanker payudara usai mendapat obat herbal dari China yang ampuh mengatasi kanker payudara. "Penyakit ini hampir tidak ada di China. Hanya 1 dari 10.000 wanita di China mati karena itu," ujarnya.

Mulanya, Plant menduga karena wanita China hidup di pedesaan dan jauh dari polusi kota. Namun pendapat itu pupus ketika China dinobatkan sebagai salah satu negara terbesar penyumbang polusi.

Plant dibantu suaminya, Peter yang juga seorang ilmuwan kemudian tinggal di China untuk melihat faktor risiko yang meilbatkan gaya hidup. Mereka kemudian menemukan pola hidup orang China yang menkonsumsi lebih sedikit lemak daripada orang-orang di Barat.

"Peter dan saya telah bekerja sama begitu erat selama bertahun-tahun. Awalnya kami tidak yakin ketika salah satu di antara kami menyimpulkan, wanita China tidak banyak makan produk susu," ujarnya.

Sejak saat itu, Plant mulai menerapkan diet produk susu untuk pasiennya. Ia menggantikan produk susu yang tinggi lemak dengan keju rendah lemak dan susu skim.

"Hasilmya mengarah pada menyusutnya benjolan di payudara," jelasnya.

Penemuan itu membuat Plant disorot dunia. Ia mengatakan, hubungan kanker payudara dengan produk susu kaya lemak adalah seperti hubungan kanker paru-paru dengan merokok.

Penelitian Plant didukung pada sebuah studi pada tahun 2013 tentang pengidap kanker payudara stadium awal yang mengonsumsi produk susu kaya lemak dan yang tidak mengonsumi. Hasilnya, pengonsumsi susu tinggi lemak, lebih banyak yang meninggal dibanding mereka yang makan rendah lemak.

Namun terlepas dari itu, ada faktor genetik yang mempengaruhi mengapa wanita Asia khususnya China jarang yang mengidap kanker payudara.


(War)


*Ingin berbagi informasi dari dan untuk kita di Citizen6? Caranya bisa dibaca di sini.

**Ingin berdiskusi tentang topik-topik menarik lainnya, yuk berbagi di Forum Liputan6.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya