Motif Pengeroyokan Widodo Kader PDIP Versi Polisi

Polisi telah memeriksa sembilan orang terkait kasus ini. Delapan orang diperiksa dan ditetapkan seorang tersangka. Sementara seorang lainnya

oleh Muslim AR diperbarui 10 Jan 2017, 13:08 WIB
Widodo, pengurus ranting PDIP diduga menjadi korban pengeroyokan oleh ormas usai mengikuti kampanye calon gubernur DKI Jakarta Ahok. (Liputan6.com/Radityo)

Liputan6.com, Jakarta - Polisi menetapkan satu orang tersangka terkait pengeroyokan seorang kader PDIP di Jakarta Barat, Widodo. Satu orang lainnya masuk dalam daftar buron kepolisian. Berdasarkan hasil penyidikan, ini motif pengeroyokan yang mengakibatkan Widodo masih terbaring di rumah sakit.

"Motifnya karena salah paham, karena pelaku pada saat itu menyampaikan haram memilih salah seorang calon. Terus korban sampaikan tidak ada yang haram, tapi setelah itu ada perdebatan," ujar Kapolres Jakarta Barat Kombes Roycke Harry Langei, di Mapolres Jakarta Barat, Selasa (10/1/2017).

Polisi telah memeriksa sembilan orang terkait kasus ini. Delapan orang diperiksa dan ditetapkan seorang tersangka. Sementara seorang lainnya buron.

Royke melanjutkan, usai terjadi perdebatan mengenai calon yang akan dipilih, Widodo pulang ke rumahnya. Perdebatan rupanya tidak usai begitu saja.

"Setelah malamnya, (korban) didatangi oleh pelaku, di situ akhirnya langsung diserang," Roycke menjelaskan.

Terkait seorang yang diduga buron, polisi mengaku sudah mengantongi identitasnya. "Hari ini akan kami tangkap, inisialnya F," ujar Royke.

Tidak berhenti di dua tersangka, penyidik terus mengembangkan dan mencari dugaan dalang di balik kasus ini.

"Kami masih melakukan pengembangan, bisa jadi ada pelaku intelektualnya, kita masih terus bekerja," ujar Royke.

Roycke mengatakan, pihaknya tak menutup kemungkinan akan muncul aktor-aktor atau pelaku yang mendalangi terjadinya pengeroyokan itu. Namun, Roycke belum mau mengungkap sejauh mana ia menemukan keterlibatan aktor Intelektual dalam kasus pengeroyokan yang bermula dari adu mulut soal dukung mendukung di Pilkada DKI Jakarta.

Ketua Ranting 1 PDIP Jelambar itu dikeroyok sekelompok warga yang diduga anggota ormas, Jumat 6 Januari 2017.

Peristiwa itu diduga dipicu kedatangan Calon Wakil Gubernur DKI Djarot Saiful Hidayat yang blusukan ke Jelambar. Saat itu, ada sekelompok warga meneriakkan kata 'haram' kepada rombongan pendukung paslon nomor urut dua itu.

"Saya pas ngawal Pak Djarot itu pulang dari ngegojek ngawal. Tiba-tiba ormas FPI teriak haram. Saya sempat timpali bilang tidak haram," tutur Widodo, Sabtu 7 Januari 2016.

Sekjen DPP FPI DKI Jakarta, Novel Chaidir Hasan Bamukmin, menepis tuduhan anggotanya ada di balik pengeroyokan Widodo.

"Itu satu lawan satu, mas. Kalah lawan FPI malah mengaku dikeroyok. Justru Widodo provokatornya," ujar Novel kepada Liputan6.com, Sabtu 7 Januari 2017.

Penghargaan dari PDIP

Kasus yang menimpa Widodo rupanya menyedot perhatian Presiden kelima Indonesia, Megawati Soekarnoputri. Ketua Umum PDIP ini memberikan penghargaan terhadap Widodo yang diduga dikeroyok ormas.

"Anak buah saya itu ada loh yang sudah dikaplok, anak ranting. Kalau sudah sembuh anaknya, akan saya beri hadiah kehormatan," ujar Megawati dalam pidato politiknya pada HUT ke-44 PDIP di JCC Senayan, Jakarta, Selasa (10/1/2017).

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya