Liputan6.com, Jakarta Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan Indonesia tidak seharusnya pusing dengan apa yang diputuskan oleh bank sentral Amerika Serikat (AS), The Federal Reserve (The Fed).
"Perkembangan kebijakan moneter AS bahwa suku bunga akan meningkat. Kenapa sih kita harus ikut pusing apa yang dikatakan Gubernur The Fed?. Kenapa kalau dia ngomong semua harus menyimak?," ujar dia di Kantor Kementerian Keuangan (Kemenkeu), Jakarta, Selasa (10/1/2017).
Advertisement
Sri Mulyani mengungkapkan, dari data-data yang dikeluarkan oleh The Fed memang diperkirakan akan membuat arah kebijakan moneter bank sentral lebih agresif di tahun ini. Hal yang yang perlu diwaspadai oleh Indonesia.
"Kalau melihat dari data pengangguran, demand, produksi, maka kelihatannya akan ada tanda-tanda yang cukup baik. Namun kita harus berhati-hati. It's a very typical bank sentral di mana-mana," kata dia.
Menurut Sri Mulyani, suku bunga AS akan kembali ke level normal pasca krisis ekonomi global pada 2008-2009. Oleh sebab itu akan ada perubahan yang dilakukan oleh AS pada tahun ini dan tahun-tahun mendatang.
"Jadi selama 9 tahun belakangan dari AS sampai Eropa lakukan double policy makro untuk injeksi ekonomi supaya tumbuh kembali. Namun kalau ekonomi tumbuh dan sektor keuangan normal maka kebijakan yang 9 tahun dulu tepat maka sekarang harus dikurangi. Sama kayak makan obat kalau sudah sembuh maka sekarang harus dosis dikurangi," jelas dia.