Liputan6.com, Jakarta Presiden Joko Widodo ingin pembangunan merata di seluruh wilayah Indonesia. Pertumbuhan ekonomi yang stabil dan tinggi dirasa tidak cukup bila hanya dinikmati segelintir masyarakat.
Pertumbuhan ekonomi Indonesia saat ini ada pada posisi 5,02 persen. Angka ini memang terbilang cukup menggembirakan di saat kondisi ekonomi dunia yang sedang lesu. Tapi dibanding dengan negara lain seperti Malaysia, Jepang, Rusia, Brazil, Meksiko Indonesia jauh lebih baik.
Advertisement
"Kalau di negara-negara G20 kita pada angka nomor tiga. kita harap tahun ini ekonomi akan tumbuh paling tidak minimal 5,1 persen," kata Jokowi saat HUT ke-44 PDIP di Assembly Hall, JCC, Jakarta, Selasa (10/1/2017).
Kemudian Indonesia masih memiliki masalah pada kesenjangan dan ketimpangan. Gini Rasio memang mengalami penurunan tapi angkanya masih pada 0,379. Begitu juga dengan pengangguran. Pengangguran di Indonesia terus menurun meski angkanya tidak besar, yakni 0,31 persen. Tak berbeda dengan angka kemiskinan yang turun 0,36 persen.
"Tantangan pengangguran, tantangan kemiskinan, tantangan kesenjangan dan ketimpangan. Yang sekarang ini baru dalam proses kita siapkan adalah sebuah kebijakan ekonomi Pancasila, sebuah kebijakan ekonomi gotong royong yang sebentar lagi kita sampaikan pada rakyat," jelas Jokowi.
Ekonomi Pancasila ini nantinya akan berbasis pemerataan dan memberikan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Karena pertumbuhan ekonomi tinggi akan sia-sia bila tidak dinikmati seluruh rakyat.
"Intinya adalah ekonomi yang berkeadilan, intinya adalah ekonomi yang ada pemeratannya. Percuma pertumbuhan ekonimi tinggi tapi apabila tidak merata dan hanya dinikmat segelintir orang ini adalah hal yang sangat percuma," pungkas tegas Jokowi.