Liputan6.com, Jakarta Pertumbuhan ekonomi global di 2017 diperkirakan masih akan akan melambat. Hal tersebut seiring dengan ekonomi China yang diprediksi masih lesu di tahun ini.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, selama ini China berhasil bertransformasi menjadi perekonomian terbesar nomor 2 di dunia. Setiap 1 persen pertumbuhan ekonomi China mampu mempengaruhi permintaan barang dan jasa di seluruh dunia.
Baca Juga
Advertisement
"Belum lagi kalau saya katakan perkembangan di Tiongkok. Perekonomian kedua terbesar kedua di dunia. Karena setiap 1 persen pertumbuhan ekonomi di Tiongkok, dia akan meminta barang dan ajsa dari seluruh dunia," ujar dia di Kantor Kementerian Keuangan (Kemenkeu), Jakarta, Selasa (10/1/2017).
Sri Mulyani juga mengakui dalam tiga dekade terakhir pertumbuhan ekonomi China harus diakui menjadi mesin bagi pertumbuhan ekonomi dunia. Buktinya, negara-negara berkembang di dunia banyak bergantung dari pertumbuhan ekonomi Tiongkok.
"Suka atau tak suka dalam tiga dekade terakhir ini pertumbuhan ekonomi Tiongkok adalah mesin pertumbuhan ekonomi dunia. Karena saya kerja di World Bank, saya tahu negara dari Afrika, Amerika Selatan, Australia, New Zealand, semua kena dampak positif saat Cina tumbuh tinggi," kata dia.
Dengan lesunya ekonomi China, lanjut dia, maka negara-negara yang selama ini bergantung Negeri Tirai Bambu tersebut mau tidak mau harus mengandalkan konsumsi dalam negerinya untuk menjaga pertumbuhan ekonomi.
"Nah sekarang Tiongkok alami situasi di mana mereka harus rebalance pertumbuhan ekonomi dan remodelling ekonominya. Karena selama ini yang tergantung dari ekspor dan investasi sekarang harus rely on consumption agar bertahan panjang," tandas dia. (Dny/Gdn)