Liputan6.com, Jakarta Pemerintah mengupayakan adanya tol udara untuk menekan disparitas harga khususnya di Papua. Untuk mewujudkan tol udara, pemerintah sedang memilih bandara serta jenis pesawat.
Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Perhubungan Udara, Kementerian Perhubungan (Kemenhub) Mohammad Alwi menerangkan, untuk mewujudkan tol udara pemerintah akan membuat skema hub (pengumpul) dan spoke (pengumpan). Untuk pengumpul sendiri, akan dipilih bandara serta pesawat yang cocok. Begitu pula dengan pengumpannya.
Advertisement
"Kita forum group discussion (FGD) menentukan tipe pesawat udara untuk disesuaikan dengan bandar udara di Papua dengan tujuannya untuk mengatur rute hub dan spoke untuk pengumpul dan pendistribusi," jelas dia di Kantor Balitbang Kemenhub Jakarta, Selasa (10/1/2017).
Dia mengatakan, nantinya bandara dengan landas pacu panjang akan menjadi hub. Pesawat yang melintas mesti memiliki kapasitas yang besar.
Setelah itu, barang yang didistribusikan ke bandara yang lebih kecil dengan pesawat yang lebih kecil pula.
"Nanti kita akan atur bandar udara di atas 2.000 meter runway sebagai hub atau pengumpul, yang kaya Boeing, Airbus bisa mengangkut 15 ton. Setelah itu didistribusikan spoke-nya ATR 422 atau 72, setelah itu bisa distribusikan dengan yang lebih kecil seperti Caravan," jelas dia.
Dia mengatakan, tol udara ini akan terintegrasi dengan tol laut. Dia bilang, akan segera membuat kajian terkait tol udara ini.
"Kajian ini akan kita buat, dengan kajian pengumpul dan pengumpan. Jadi untuk menyambung dari tol laut logistik 50 ton dan sebagainya setelah sampai di hub tadi itulah yang didistribusikan," tandas dia.