Liputan6.com, Jakarta - Produsen sepeda motor asal Amerika Serikat (AS), Polaris Industries menyetop produksi Victory Motorcyles. Keputusan ini diumumkan pada pada Senin (9/1). Selanjutnya, mereka akan fokus mengembangkan merek Indian Motorcycle.
Tentu saja, imbas dari pengumuman tersebut menjalar ke Indonesia, karena di Tanah Air, merek Victory dijual melalui agen resmi, PT Arya Motor Indonesia (AMI).
"Saya kecewa. Saya dengar itu kemarin (9/1), tidak tidur sampai jam tiga (dini hari). Tapi hari-hari ini saya akan menikmatinya," kata Denny Mulyono Presiden Direktur PT Arya Motor Indonesia (AMI).
Baca Juga
Advertisement
"Menurut saya dia (Polaris Industries) harus konsentrasi, begitu kuat persaingan, dan dia harus hidupin satu, antara ibunya atau bapaknya," kata Denny Mulyono, Presiden Direktur PT AMI saat ditemui Liputan6.com, Selasa (10/1).
Diakuinya menjual moge Victory bukan perkara mudah. Pertama kali memboyong ke Indonesia pada 2014, kala itu banyak konsumen yang belum tahu merek yang sudah ada sejak 1998.
"(Seiring berjalannya waktu) Akhirnya di 2008 Polaris mengakuisisi Indian Motorcycle. Lalu Indian diperbaiki, pelajari kesalahan Indian yang mereka anggap suatu kesalahan di masa lalu. 2014 mereka launching, 2015 sampai target penjualannya, dan 2016 mereka takjub dengan penjualannya (Indian banyak diminati), tapi jadi bagaimana nasib Victory-nya?," ungkap Denny.
Denny bercerita, kuatnya merek Harley-Davidson di Indonesia cukup membantu mengangkat nama Victory. "Pernah saya lagi jalan, berhenti di lampu merah. Ada yang buka kaca lalu nanya, 'wah bagus ya Harley Victory-nya'. Saya cuma senyum saja," ujar pria ramah tersebut.
Meski begitu, tak sedikit komentar miring dilontarkan. Ada yang beranggapan motor tersebut merupakan merek Tiongkok yang didesain meniru Harley-Davidson.
Tak diduga
Di Indonesia, Denny bersama timnya pun terus melakukan edukasi pasar. Pelan-pelan hasil positif diraih. Motor ini pun dipercaya jadi armada untuk divisi pengawalan. Sebanyak 39 unit Victory model Touring terserap.
Pada pertengahan 2016, Denny sempat terbang ke markas Victory untuk menghadiri dealer meeting. Saat itu, turut diperkenalkan model baru bermesin 1.200 cc, yakni Victory Octane.
Denny menilai Victory sangat serius dalam mengembangkan brand. Sebagaimana diketahui, selama 18 tahun eksis mereka sudah menelurkan 80 model.
"Ya saya bilang keputusan harus dibuat suka tidak suka, pelanggan rugi dan dealer rugi. Tapi yang paling rugi memang prisipal, berapa banyak dia investasi untuk membuat motor. Sebenarnya mereka juga tidak mau hal ini terjadi," tuturnya.
Dia yakin ruh Victory tetap ada. Bukan tidak mungkin merek ini akan bangkit lagi seperti Indian Motorcycle yang jatuh bangun, sejak kehadirannya di 1901 silam.
"Saya kecewa. Saya dengar itu kemarin (9/1), tidak tidur sampai jam tiga (dini hari). Tapi hari-hari ini saya akan menikmatinya," tutupnya.