Liputan6.com, New York - Bumi ini bulat atau datar? Teknologi telah membantu kita menyaksikan sendiri Bumi yang bulat, bukan lagi sekedar kesimpulan dari deretan fenomena yang menjadi pembuktian tak langsung.
Pad 600 SM, filsuf Yunani Kuno bernama Phytagoras sudah berujar tentang bentuk Bumi yang bulat. Tentu saja pernyataan itu sangat mengejutkan pada masanya.
Baca Juga
Advertisement
Pada Abad Pertengahan, pengetahuan bahwa Bumi bulat seperti bola sudah cukup diterima. Hanya saja, seperti yang dibantah oleh Galileo, Bumi masih dipandang sebagai pusat tata surya.
Kemudian di pertengahan 1800-an, Samuel Rowbotham muncul dengan pendapat lain. Ia mengumumkan bahwa Bumi berbentuk datar. Bahkan, 1,5 abad kemudian, lahirlah Masyarakat Bumi Datar (Flat Earth Society, FES) di Internet.
Di Indonesia, bahkan Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) baru-baru ini juga ditantang agar mengakui bahwa Bumi berbentuk datar.
Tantangan itu disertai dengan sejumlah “teori” pendukung. Dikutip dari listverse.com pada Rabu (11/1/2017) sudah cukup banyak teori dilontarkan oleh para pencinta pandangan Bumi Datar sebagai berikut:
1. Gambar-gambar Palsu
Salah satu mantra paling terkenal di kalangan pendukung Bumi datar adalah, "Saya tidak tahu pasti bahwa Bumi datar, tapi sebelum saya melihat bukti, maka hal itu lebih masuk akal daripada Bumi bulat."
Pernyataan itu dapat dimisalkan dengan orang yang selalu berada di dalam rumah dengan jendela yang menghadap ke halaman, tapi kemudian mempertanyakan keberadaan halaman itu hanya karena tidak ada rumput di ruangan dalam rumah.
Mudah menyaksikan Bumi dari angkasa, termasuk menggunakan begitu banyaknya gambar dan video International Space Station (ISS).
Atau menyaksikan video selang-waktu (time-lapse) rekaman satelit Jepang bernama Himawari-8. Satelit itu mengambil foto Bumi setiap 10 menit dari ketinggian 35 ribu kilometer.
Nikmatilah foto ketika Bumi 'terbit' yang diambil oleh William Anders dari bulan pada 1968 atau tayangan dari wahana Cassini ketika menoleh sejenak ke Bumi saat ia melintasi Saturnus.
Tapi, bagi para penggemar Masyarakat Bumi Datar (Flat Earth Society) dan jutaan orang serupa mereka, gambar-gambar itu adalah palsu.
Bagi mereka, semua video terbitan NASA, ESA, CNSA, Roscosmos dan semua badan antariksa lainnya hanyalah skedar grafik komputer. Fotopun dianggap sekedar rekayasa Photoshop.
Dengan demikian, suatu organisasi yang selama sejak 1946 menciptakan gambar-gambar palsu, dianggap memiliki rencana jahat.
Advertisement
2. Video ISS Diambil dalam Pesawat Terbang
Bahkan jika semua gambar angkasa itu palsu, masih ada video-video para awak ISS mengambang di dalam wahana. Tidak masalah. Bagi pada pencinta FES, itu semua juga palsu.
Tapi pemalsuan itu lebih niat lagi, bukan sekedar garfik komputer (CGI), video-video itu direkam dalam penerbangan dengan lintasan parabolic atau kerap dikenal dengan pesawat terband gravitasi nol (zero-G).
Tentu saja penerbangan parabolik memang ada dan kadang-kadang dipakai untuk melatih astronot untuk melakukan gerakan-gerakan dalam suasana gravitasi renik (mikro). Pada dasarnya, penerbangan demikian adalah ketika pesawat dijatuhkan secara terkendali sehingga orang-orang di dalamnya "mengambang".
Masalahnya, untuk apa NASA membuang waktu lebih dari setengah abad hanya untuk merekam video dalam penerbangan demikian. Tidak terbayangkan betapa banyaknya video yang diperlukan untuk semua itu.
Jangan khawatir, penjelasan lain oleh para pencinta FES adalah bahwa NASA merekam para astronotnya di bawah samudra atau di depan layar biru dengan para astronot yang terhubung kabel-kabel ke komputer.
3. Tembok Es Antartika
Untuk suatu model Bumi datar, dunia ini berbentuk cakram dengan Kutub Utara di tengahnya. Cincin di tepiannya adalah tembok es yang mengelilingi lingkaran 'cakram' Bumi. Nah, cincin itulah yang disebut Kutub Selatan (Antartika).
Jika dimisalkan sebuah piza, maka Antartika adalah bagian roti tebal di tepiannya. Tembok es itu dimaksudkan agar samudra-samudra Bumi tidak bocor ke sisi lain di antah berantah.
Ada banyak teori, mulai dari spekulasi ilmiah hingga fanatisme agama. Salah satunya adalah klaim bahwa tembok es Antartika dikelilingi oleh samudra lain. Di luar sana ada "benua terlarang, yaitu Antichtone".
Samuel Rowbotham menyerah melakukan tebakan dan dengan enteng mengatakan, "Pemahaman manusia terhalang oleh es abadi tak tertembus, membentang lebih jauh daripada yang dapat dilihat mata atau teleskop dan tersesat dalam bayangan atau kegelapan."
Sudah ada banyak penjelajah yang melintasi Antartika, sehingga Kutub Selatan seakan telah menjadi tujuan wisata. Sukar dibayangkan ada orang yang jatuh ke perbatasan es abadi.
Advertisement
4. Bumi Tak Melengkung
Tidak heran ada pendapat seperti ini, karena begitulah adanya di planet Bumi yang datar. Tapi, ketika belum ada bukti dari satelit dan stasiun angkasa, jangan heran kalau klaim ini menyebar luas.
Inilah mungkin yang menjadi permulaan semuanya. Mari lihat alasannya. Jika orang memandang ke garis cakrawala tanpa terputus, kelihatannya seperti suatu garis datar.
Seandainya Bumi ini bulat, maka harus ada lengkungan di suatu tempat layaknya sebuah bola. Lihatlah bola ping pong dan kelihatan lengkungannya.
Ternyata, yang penting adalah skala dan posisi. Dari permukaan bulatan yang cukup besar, pemandangan 360-derajat berupa cakram karena garis pandag kita tidak menampakan apapun di belakang lengkungan di ujung cakrawala.
Orang tidak bisa melihat langsung untuk menyaksikan cakrawala menukik di sisi-sisinya karena Bumi juga bukan berbentuk tabung (silinder).
Jika orang memiliki pandangan cakrawala tak terputus di segala arah tanpa ada kerangka acuan sebelumnya, mudah beranggapan bahwa ia sedang berdiri di atas bidang datar yang melingkar.
Tapi, kita memiliki kerangka acuan. Jadi, bukan lagi suatu misteri kosmos.
5. Gravitasi Tidak Ada
Gravitasi adalah kekuatan pada benda-benda dengan massa sehingga saling menarik. Kekuatan itulah yang menjaga orang tetap di tanah, air pasang, dan orbit planet seputar matahari. Itu jugalah yang menjadi bukti bahwa Bumi bulat atau mendekati bulat.
Karena Bumi yang datar tidak tunduk pada hukum gravitasi, maka para pencinta teori Bumi datar bersikeras bahwa gravitasi tidak ada. Yang ada adalah Akselerasi Semesta (Universal Acceleration, UA).
Menurut UA, cakram datar Bumi melakukan akselerasi ke atas secara konstan, seperti suatu roket besar. Dampaknya sama, sehingga orang yang melompat akan jatuh lagi. Tapi, bukan Bumi yang menarik orang itu, melainkan Bumi itulah yang naik
Jadi, apa penyebabnya? Suatu teori mengatakan bahwa akselerasi (percepatan) itu disebabkan oleh selimut energi gelap yang muncul di bawah Bumi.
Lagi-lagi, tidak ada orang yang mengetahui bagaimana cara kerjanya atau mengapa benda-benda yang terbang--burung, misalnya--tidak jatuh. Seakan Bumi tidak bergerak ke atas ke arah burung yang terbang itu.
Advertisement
6. Matahari Tidak Sejauh Jutaan Kilometer
Menurut para pencinta teori Bumi Datar, matahari hanya berjarak sekiotar 4800 kilometer dengan garis tengah hanya sekitar 51 kilometer. Matahari dianggap seperti bola lampu raksasa yang mengitari dan menerangi permukaan datar seperti sebuah mercusuar.
Seperti disebut sebelumnya, model Bumi datar mengandaikan Kutub Utara sebagai pusat cakram dengan dikelilingi tembok es raksasa di tepinya.
Mirip sebuah senter bergerak pelan menurut arah jarum jam di atas lembaran kertas, maka seperti itulah matahari. Lingkaran cahaya itu tidak menyentuh seluruh lempengan itu sekaligus, sehingga itulah yang membedakan siang dan malam.
Tapi, bagaimana dengan pergantian musim dan matahari tengah malam di kutub-kutub bumi? Anggaplah matahari memang mengelilingi Bumi seperti itu, mungkin sedikit oleng sehingga terciptalah musim-musim. Mungkin bergerak mendekat ke Kutub Utara di musim panas dan menjauh di musim dingin.
Tapi bagaiman dengan muism panas di belahan selatan bumi ketika matahari bersinar 24 jam di Kutub Selatan? Seandainya Antartika memang sebuah cincin sekeliling Bumi, maka tidak mungkin ada satu segmen yang terus menerus menerima cahaya kecuali kalau seluruh Bumi itu juga terkena cahaya.
7. Langit Adalah Kubah Kaca
Untuk yang satu ini, tidak semua pencinta Bumi Datar mempercayainya. Menurut yang percaya, langit dan semua yang ada di dalamnya adalah palsu. Kita sekedar melihat kubah yang menyembunyikan angkasa yang sesungguhnya.
Tak ada yang mengetahui ada apa di atas sana karena kubah itu menghalangi kita, mungkin ada alien.
Asal mula teori kubah mengacu kepada ayat yang menyebutkan Tuhan memasang "lengkung langit" di atas Bumi. Beragam teori tentang apa yang ada di balik kubah itu bermacam-macam, ada yang menduga samudra raksasa atau kehampaan yang luas.
Banyak orang mengatakan bahwa matahari dan atmosfer berada di dalam kubah itu, bahkan kubah dianggap sebagai pemegang kedudukan atmosfer, bukan gravitasi.
Hampir semua pencinta teori ini sepakat bahwa apapun yang di luar sana bukanlah angkasa luar yang kita kenal. Bahkan ada teori lain yang menyebutkan bahwa hologram diproyeksikan ke permukaan kubah itu sehingga menampilkan pemandangan angkasa yang kita lihat tiap malam.
Lalu, siapa yang menempatkan hologram itu di sana? Bagaimana caranya dan untuk apa? Jawabannya pun disederhanakan pada dua hal: paranoia dan alien.
Teori yang lebih meluas adalah bukan langit itu yang merupakan hologram, tapi bulan lah yang merupakan hologram. Cukup banyak video diunggah tentang bulan yang "tergelincir" atau "meleleh".
Tapi, penjelasannya tidak berkaitan dengan dampak atmosferik, kerusakan kamera, distorsi video, ataupun penjelasan lain yang masuk akal.
Advertisement
8. Benda Bayangan Penyebab Gerhana Bulan
Beberapa orang menyebutnya Benda Bayangan (Shadow Object) atau ada yang menyebutnya Nega Moon. Tak ada yang mengetahui apa itu, tapi dianggap menyebabkan gerhana bulan.
Secara tradisional, gerhana bulan terjadi ketika matahari, Bumi, dan bulan berada segaris. Bumi ada di tengah-tengah sehingga bayangannya mengenai permukaan bulan.
Tapi, jika matahari hanya berjarak beberapa kilometer dan Bumi datar, maka hal itu tidak bisa terjadi. Karena itu, diciptakanlah suatu benda yang disebut Shadow Object tadi--suatu benda misterius yang selalu berada di langit.
Secara periodik, Benda Bayangan itu melintas di depan bulan dan menyebabkan gerhana. Kadang-kadang benda itu disebutkan sebgai versi lain dari bulan yang biasanya tersamar karena silaunya cahaya matahari.
Beberapa pendapat lain mengatakan bahwa benda itu sebagai "kekelaman" tempat bulan keluar dan masuk. Lagi-lagi, bulan dipandang sebagai hologram.
9. Roket Tak Bisa Mencapai Angkasa
Dalam beberapa tahun terakhir, teknologi roket telah meningkat pesat. Pada Desember 2015, SpaceX berhasil mendaratkan tahap pertama roket Falcon 9 setelah membawa suatu muatan satelit ke orbit.
Pada Januari 2016, Blue Origin mentuntaskan pendaratan ke dua dengan roket mereka sendiri, New Shephard.
Bagi para pencinta Bumi Datar, pencapaian roket-roket itu mustahil. Bagi mereka, roket subortbit seperti Falcon dan Shephard maupun roket orbit penuh seperti roket pemasok ISS, semuanya dianggap tidak meluncur secara vertikal, melainkan mengikuti lintasan yang dikenal sebagai tikungan gravitasi.
Ketika meninggalkan landasan peluncuran, roketnya bergerak lurus ke atas. Tapi, gravitasi melawan daya dorong roket itu. Sehingga, agar roket bisa naik, ia akan melenceng sedikit agar gravitasi menarik roket mendekati posisi mendatar sambil mendekati garis Karman.
Garis Karman adalah titik di mana atmosfer Bumi secara teknis berubah menjadi angkasa, sekitar 100 kilometer di atas sana. Teknik ini berguna menghemat bahan bakar, karena roket menggunakan bagian besar bahan bakarnya untuk akselerasi ke kecepatan orbit saat sebelum sampai di garis Karman.
Tapi, jika orang mengamati ini dari permukaan Bumi, roket itu seakan melintas melengkung sepanjang dasar langit-langit kaca. Menurut pencinta teori Bumi Datar, lengkungan lintasan itu merupakan bukti bahwa roket tidak dapat menembus hingga ke luar angkasa.
Advertisement
10. NASA Didirikan oleh Nazi
Menurut pandangan FES, NASA adalah sekumpulan orang-orang jahat, lengkap dengan kisah Freemasons, Illuminati, manusia kadal, dan kekuatan-kekuatan setan. Yang lebih jahat lagi adalah orang-orang yang mengendalikan NASA, diduga kaum Nazi.
Mari kembali ke tahun 1940-an. Perang Dunia II sedang pada puncaknya dan seorang insinyur muda bernama Wernher von Braun membangun roket untuk kepentingan Nazi, termasuk V-2 yang membawa bencana ke London pada 1944.
Setelah menyerah kepada Sekutu pada 1945, von Braun dipekerjakan di Angkatan Darat Amerika Serikat dan menjadi tokoh penting program angkasa AS, termasuk penciptaan roket Saturn V yang meluncurkan Appolo.
Sejak saat itu, NASA menyebutnya "ilmuwan roket terhebat sepanjang sejarah."
Sejak saat itu, bermunculanlah kemajuan-kemajuan teknolgoi dalam sejarah dan kesempatan untuk memasuki dunia-dunia baru.
Tapi, bagi para pencinta teori Bumi Datar, NASA tidak lebih daripada "sekumpulan pembohong profesional, ilmuwan palsu, Freemason, dan Mormon." Bahkan, nama "Apollo" pun dianggap sekedar nama lain untuk setan.