Liputan6.com, Jakarta - Saat menggunakan smartphone pengguna berarti harus siap untuk masuk ke dunia maya. Layaknya dunia nyata, di dunia maya pengguna juga mesti menjaga keamanan dirinya supaya tak jadi korban kejahatan siber.
Sayangnya, belum semua pengguna smartphone di Indonesia menyadari data-data pribadi apa saja yang mereka bagikan ke dunia maya.
Berdasarkan survei mengenai Ekosistem Device, Network & Apps yang dilakukan oleh Asosisasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII), tercatat bahwa sebagian kecil responden masih ada yang memasukkan informasi-informasi bersifat pribadi ke dunia maya.
Baca Juga
Advertisement
Melalui hasil survei yang diterima Tekno Liputan6.com, beberapa informasi yang kerap dibeberkan ke dunia maya adalah nama (92 persen), alamat email (90 persen), nomor HP (82 persen), tempat tanggal lahir (79 persen), alamat (65 persen), dan nomor telepon (15 persen).
Tidak hanya itu, meski persentasenya kecil (9 persen), informasi rahasia seperti kartu kredit pun masih diunggah oleh responden. Lantas, ada juga responden yang masih memasukkan informasi pendapatan (8 persen) ke dunia maya.
Sebagian kecil responden (15 persen) juga masih ada yang tidak sadar saat dimintai izin oleh aplikasi untuk mengakses mikrofon, kamera, dan data pribadi. Tak hanya itu, sebagian responden (21 persen) juga tidak merasa keberatan saat data dan informasi pribadinya diperdagangkan atau dipindahtangankan ke pihak lain tanpa izin.
Selain itu, beberapa belas persen pengguna (antara 8-13 persen) tidak mengetahui cara menonaktifkan fitur lokasi, tak tahu bahwa jika fitur lokasi aktif, perjalanan mereka bakal terekam di server penyedia aplikasi, serta tidak sadar adanya konsekuensi data tersebut berpotensi mengganggu privasi.
Meski begitu, 98 persen responden yang merupakan pengguna smartphone sadar bahwa dirinya memerlukan perlindungan atas data-data pribadi yang diunggah di dunia maya. Mereka juga merasa, pemerintah perlu mengatur perlindungan atas privasi data pribadi di internet.
(Tin/Why)