Liputan6.com, Jakarta - Tri Ari Yani Puspo Arum, mahasiswi Uversitas Esa Unggul ditemukan tak bernyawa di kosannya di Jalan H Asmat, Ujung, Perumahan Kebon Jeruk Baru, Jakarta Barat, Senin 9 Januari 2017. Penemuan jenazah itu membuat warga sekitar menjadi geger.
Dalam indekos korban terdapat bercak darah di gagang pintu, kusen, dan lantai. Kamar Arum yang berukuran 4x3 meter itu hanya memiliki satu ventilasi. Sementara tiga jendela hanya berupa kaca yang tak dapat dibuka.
Advertisement
Indekos yang terdiri dua lantai, enam kamar itu baru selesai dibangun. Masih ada beberapa material yang akan dipasang tergeletak di sudut tangga.
Polisi yang mendapat laporan kejadian itu, langsung menuju TKP. Jenazah wanita berusia 22 tahun itu kemudian dibawa ke RSCM, Jakarta Pusat. Selain itu, polisi juga memeriksa beberapa orang untuk mengungkap kasus tersebut.
Dari hasil penelusuran, setidaknya ada tigas fakta di balik tewasnya Arum mahasiswi Esa Unggul itu. Apa saja? Berikut ini ulasannya:
Dua Luka Tusuk di Leher
Polisi terus memburu pembunuh mahasiswi Universitas Esa Unggul Tri Ari Yani Puspo Arum (22), di rumah kos di Jalan H Asmat Ujung, Perumahan Kebon Jeruk Baru, Jakarta Barat, Senin 9 Januari pagi.
Saat ditemukan, terdapat dua luka tusuk di bagian leher. Darah mengucur di lantai kamar kontrakan Arum, darah berceceran hingga ke tangga dan sepeda motor yang terparkir.
"Saya tegaskan, kami belum bisa pastikan apakah murni pembunuhan atau perampokan disertai pembunuhan. Tapi, hasil autopsi sementara, menunjukkan dua luka fatal di leher. Di leher sebelah kiri, ada dua luka memanjang, luka itu berupa garis, dan itu fatal," ujar Andry S Randotama saat dikonfirmasi Liputan6.com di Jakarta Barat, Selasa 10 Januari 2017.
Andry menyebut, beberapa hasil autopsi mengarah ke pelaku, sehingga data itu belum bisa disampaikan ke publik. Hingga saat ini, pihaknya terus memeriksa saksi-saksi.
Advertisement
Dugaan Motif Asmara
Kapolda Metro Jaya Irjen Mochammad Iriawan angkat bicara terkait kematian mahasiswi Esa Unggul Tri Ari Yani Puspo Arum (22), di kamar kosnya Jalan H Asmat, Perumahan Kebon Jeruk Baru, Jakarta Barat.
Iriawan menyatakan, sampai saat ini pihaknya masih mendalami kasus ini.
"Kami masih terus dalami motif kasus ini. Yang jelas kita telusuri apa motif pembunuhannya," kata Iriawan di Kementerian Pertanian (Kementan), Jakarta Selatan, Selasa 10 Januari 2017.
Menurut dia, dugaan sementara motif pembunuhan mahasiswi Esa Unggul ini merupakan permasalahan asmara.
"Kasus ini masih terus ditelusuri, tahu dia terakhir berhubungan dengan siapa. Ini bisa masalah cinta, cemburu atau yang lainnya yang berkaitan juga dengan itu," kata dia.
Diintai Sebelum Tewas
Orangtua korban, Ratna (47) mengaku, Arum pindah indekos lantaran pernah diintai seseorang. Dia mengatakan kepindahan putrinya tersebut karena faktor keamanan. Arum baru dua bulan pindah ke indekos di Jalan H Asmat Ujung, Perumahan Kebon Jeruk Baru, Jakarta Barat.
Sebelumnya, Arum pernah mengaku terganggu dengan keamanan di indekos lama. Dia merasa diintai, bahkan sepeda motornya dirusak orang tak dikenal.
Ratna mengatakan, sparepart sepeda motor Arum preteli dan diganti dengan barang-barang rusak oleh orang tak dikenal.
"Itu waktu di kontrakan lama, motornya diganti orang sparepart-nya. Tapi, orangnya kabur saat kepergok anak saya," kata Ratna di Mapolsek Kebon Jeruk, Selasa 10 Januari 2017.
Polisi belum memastikan apakah kejadian ini murni pembunuhan atau disertai perampokan. Sebab, dari keterangan para saksi serta hasil oleh tempat perkara, barang-barang Arum berupa telepon seluler, dompet, dan laptop sudah tak ada di kamarnya.
Advertisement