Liputan6.com, Yerusalem - Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, pada pekan lalu telah diperiksa sebanyak dua kali oleh pihak kepolisian. Hal itu merupakan bagian penyelidikan atas tuduhan korupsi yang menimpanya.
Berdasarkan laporan sejumlah media, Netanyahu diselidiki atas dugaan penerimaan gratifikasi bernilai ribuan dolar dari pengusaha. Sama seperti pemeriksaan sebelumnya, ia konsisten membantah tuduhan tersebut.
Advertisement
Menurut seorang Profesor Hubungan Internasional dari Regent's University London, Yossi Mekelberg, dugaan penerimaan gratifikasi itu dinilai sebagai hal yang dapat mengancam kekuasaan Netanyahu, setelah sederet kegagalan dalam pemerintahannya telah dilakukan sebelumnya.
Sebut saja kesepakatan damai dengan Palestina yang tak kunjung terjadi, kebijakan soal pemukiman Tepi Barat yang mendapat kecaman dunia, dan sepertiga anak-anak Israel yang masih hidup di bawah garis kemiskinan.
"Tuduhan terus-menerus atas kasus korupsi menyebabkan bahaya politik atas dirinya, karena hal itu telah melanda keluarga Netanyahu selama dua dekade terakhir," ujar Mekelberg seperti dimuat dalam kolom opini di Independent.
"Dalam beberapa minggu terakhir Jaksa Agung, salah satu sekutu dekat Perdana Menteri, tak bisa mencegah dilakukannya penyelidikan formal, yang berpotensi mengakhiri kehidupan politik Netanyahu," imbuh Mekelberg.
Skandal serius lainnya adalah dugaan upaya Netanyahu untuk memutus kesepakatan dengan pemilik surat kabar Yediot Haronot, Arnon Mozes.
Menurut Mekelberg, Mozes diminta untuk menurunkan nada kritikan terhadap pemerintahan Israel. Sebagai imbalannya, Netanyahu akan membantu Yediot Haronot untuk meningkatkan pangsa pasarnya di media cetak.
"Netanyahu dan Mozes adalah musuh yang disumpah untuk saling menyakiti dengan cara terbaik, dan saling serang secara lisan pada setiap kesempatan," kata Mekelberg.
"Tampaknya pada saat yang sama, mereka lebih tertarik terhadap kepentingan mereka sendiri daripada negara. Jika terbukti benar, hal itu merusak kepercayaan publik terhadap sistem politik dan media, di mana tingkat kepercayaan itu tengah berada di level rendah," imbuh dia.
Gaya hidup Netanyahu telah lama dikenal kontroversial. Banyak pihak bertanya dari mana ia mendapatkan sumber dana untuk membiayai gaya hidupnya itu.
Istrinya, Sara Netanyahu, ditemukan bersalah atas perilaku kasar dan penghinaannya terhadap pekerja di tempat tinggal mereka. Ia juga pernah diminta pengadilan untuk membayar kompensasi atas penganiayaan terhadap pekerja lainnya di rumah dinas.
Mekelberg juga menyebut, baru-baru ini pengacara pribadi yang merupakan salah satu orang kepercayaannya, memperoleh keuntungan finansial dari pembelian kapal selam dan kapal rudal Jerman. Namun, PM Israel itu kembali membantah tuduhan tersebut.
"Itu adalah akumulasi hal yang menimbulkan keraguan tentang pantas atau tidaknya Netanyahu dalam memegang jabatannya," ujar Mekelberg.