Liputan6.com, Washington, D.C - Presiden Amerika Serikat ke-44, Barack Obama, baru-baru ini mengatakan sebuah lelucon dengan berharap bisa bekerja di Spotify ketika ia meninggalkan Gedung Putih. Tampaknya, layanan streaming musik itu menanggapi perkataan Obama dengan serius.
Spotify mem-posting lowongan pekerjaan untuk posisi "Presiden Playlist "di halaman karirnya. Iklan lowongan pekerjaan itu memang tidak secara gamblang merujuk kepada Obama, namun semua kriterianya tertuju kepadanya.
Spotify memberikan persyarakat kepada pelamar, yang mana harus memiliki setidaknya delapan tahun 'pengalaman menjadi pemimpin sebuah negara'. Juga pernah memenangkan Nobel Perdamaian serta memiliki sifat yang ramah dan hangat.
Baca Juga
Advertisement
CEO Spotify Daniel Ek melalui akun Twitter-nya berkicau, "Saya mendengar Anda tertarik untuk berperan di Spotify. Apakah Anda melihat yang satu ini?"
Meskipun cuitan tersebut tidak menyebutkan nama Obama, namun bisa dibilang Spotify sangat mengharapkan hal itu, dan selalu terbuka untuk perubahan. Demikian seperti dikutip dari laman BBC, Rabu (11/1/2016).
Selain itu, iklan tersebut juga memberikan deskripsi terkait tugas dari Presiden Playlist. Dua di antaranya adalah harus menghadiri briefing harian serta menganalisis data dan kinerja playlist, menggunakan semua kecerdasan yang tersedia.
Untuk diketahui, Obama dikenal sebagai pribadi yang kerap berbagi playlist via Spotify. Obama berbagi musik favoritnya lewat Spotify sejak 2015, termasuk lagu dari Nina Simone dan Bob Marley.
(Isk/Why)