Liputan6.com, Jakarta - Jumlah penumpang kereta rel listrik (KRL) Jabodetabek naik sebesar 8,9 persen sepanjang 2016. Total, ada 280 juta penumpang KRL pada tahun lalu.
Direktur Utama PT KAI Commuter Jabodetabek Muhammad Nurul Fadhila mengatakan pertumbuhan jumlah penumpang tersebut karena ditopang dengan upaya penambahan kapasitas.
Advertisement
Penambahan kapasitas itu antara lain rangkaian kereta dengan formasi 12-10 kereta, perluasan hall stasiun, pemasangan guiding block (ubin penunjuk arah bagi pengguna dengan disabilitas) serta pembangunan jembatan penyeberangan orang (JPO) dan underpass Stasiun.
"Pertumbuhan jumlah pengguna tersebut merupakan upaya menambah kapasitas angkut melalui perpanjangan rangkaian kereta tanpa menambah jumlah perjalanan dengan pertimbangan keterbatasan kapasitas lintas jalur rel," kata Fadhila dalam konferensi pers di Jakarta, Rabu (11/1/2017) seperti dilansir Antara.
KCJ hingga akhir 2016 telah mengoperasikan 18 rangkaian dengan formasi 12 kereta dan 31 rangkaian formasi 10 kereta.
Dia mengatakan penambahan kapasitas tersebut tidak lepas dari perawatan sarana dengan memperbanyak ketersediaan suku cadang.
"Melalui metode ini, komponen pada kereta yang rusak dapat langsung kami ganti sepenuhnya dengan yang baru, kemudian kereta siap digunakan," ujar Fadhila.
KCJ, lanjut dia, juga telah membuka kembali Stasiun Ancol mulai 25 Juni 2016.
Perpanjangan peron juga dilakukan di tujuh stasiun, yaitu Pasar Minggu, Pasar Minggu Baru, Citayam, Cakung, Sudimara, Pondok Ranji dan Lenteng Agung.
Selain itu, sepanjang 2016, KCJ telah memasang mesin pembelian tiket otomatis (vending machine) sebanyak 50 unit yang tersebar di 13 stasiun.
"Untuk mengutamakan keselamatan dan memudahkan aktivitas penumpang berpindah antarperon, kami juga tengah membangun jembatan penyerangan orang (JPO) dan underpass di dalam stasiun, salah satunya di Stasiun Tanah Abang sebagai salah satu stasiun transit," kata Fadhila.