Liputan6.com, Jakarta - Kota terapung -- konsep itu tiba-tiba menjadi bahan pembicaraan belakangan ini. Tapi, apakah kota terapung itu sebenarnya?
Mungkin, kota terapung yang paling dikenal sedunia adalah Venesia di Italia. Lengkap dengan gambaran romantis mengarungi sungai menggunakan gondola melintasi bangunan-bangunan warna-warni dengan arsitektur Italia era Renaissance.
Baca Juga
Advertisement
Kota terapung itu mula-mula itu memiliki jejaring kanal air yang luar biasa, sedikit kendaraan bermotor, digabung dengan perannya sebagai pusat perdagangan.
Sejumlah negara di dunia pun memiliki kota terapung, termasuk Dubai Water Canal yang dibangun juga untuk keperluan perdagangan.
Disarikan dari laman CBRE pada Rabu (11/1/2017), berikut ini adalah 6 kota terapung yang nyata adanya di sejumlah negara dunia:
1. Amsterdam, Belanda
Dengan 165 kanal yang gabungan panjangnya mencapai 96 kilometer, Amsterdam di Belanda mendapat julukan "Venesia di Utara".
Kanal pertamanya dibangun di awal 1600-an sebagai sarana pengangkutan dan pertahanan.
Tiga kanal pertama itu dirancang untuk menciptakan pola setengah lingkaran yang mengalir ke luar ke Teluk IJ.
Sekarang, ada puluhan kanal lain yang membantu menghubungkan berbagai bagian pelosok kota ke pusat bersejarah.
Advertisement
2. Kopenhagen, Denmark
Dibangun pada 1600-an, kanal-kanal di Kopenhagen berguna untuk beberapa tujuan dalam perkembangannya. Pada awalnya, kanal-kanal diciptakan untuk pertahanan angkatan laut Denmark.
Tak lama kemudian, kanal-kanal itu membantu menjadikan kota itu sebagai pelabuhan perdagangan internasional melalui Laut Baltik.
Distrik Nyhavn yang beraneka warna menjadi sangat terkenal, bahkan penulis cerita Hans Christian Anderson pun pernah tinggal di tepinya selama beberapa lama.
Sekarang, daerah itu menjadi tujuan wisata populer dengan restoran-restoran, suara musik, dan pemandangan yang cantik.
3. St. Petersburg, Rusia
Kota yang juga terletak di tepi Laut Baltik ini merupakan kota terapung yang sesungguhnya karena terdiri dari setidaknya 100 pulau mungil.
Kanal-kanalnya digali untuk membantu mengeringkan tanah gambut dan menghubungkan bagian-bagian kota dengan sungai Neva dan lautan. Kanal-kanal itu bermanfaat untuk perdagangan, perlintasan kapal-kapal militer dan sistem pengendali banjir.
Kota itu sempat ditetapkan sebagai ibukota Kekaisaran Rusia pada 1712, terutama karena adanya kanal-kanal dan pelabuhan. Orang bisa datang dan barang-barang bisa mengalir ke luar. Air pun menjadi penghalang perlindungan alamiah.
Advertisement
4. Tigre, Argentina
Kota Tigre terletak di tepi sungai Luján, ke arah utara perbatasan Buenos Aires. Namanya berasal dari banyaknya macan tutul yang berkeliaran di delta kali itu.
Di akhir 1800-an, kota itu dikembangkan menjadi tempat peristirahatan dengan taman-taman hiburan dan museum, tapi kemudian tak terawat.
Selama dekade terakhir, kota itu dihidupkan kembali dan dikembangkan ulang. Kanal-kanalnya ramai lagi dengan perjalanan wisata.
5. Ernakulam, India
Ernakulam terletak di pantai barat daya India dan mengandalkan saluran airnya sebagai sarana pengangkutan.
Distrik itu terhubung dengan kota-kota sekitarnya menggunakan lebih dari 30 layananan perahu yang beroperasi dari setidaknya 50 galangan di kawasan tersebut.
Perjalanan yang ditempuh 45 menit menggunakan bus dapat dipersingkat menjadi hanya 15 menit menggunakan perahu.
Advertisement
6. Suzhou, China
Kota yang kerap dijuluki sebagai "Venesia di Timur", Suzhou di China merupakan anyaman kanal-kanal dan saluran-saluran air yang berkelok-kelok.
Kota kuno itu memiliki saluran air terpanjang buatan manusia, Kanal Besar, yang dibangun pada 495 SM.
Panjangnya lebih dari 1.200 mil membentang dari Beijing ke Hangzhou.
Ketika kanal melewati Suzhou, para wisatawan dapat menikmati keajaiban-keajaiban bersejarah yang mencakup gerbang-gerbang kota kuno, jembatan-jembatan batu, kuil-kuil, dan rumah-rumah tua.