Liputan6.com, Jakarta Orangtua tidak perlu marah berlebihan ketika memergoki anak menonton film porno. Amarah malah membuat anak jadi bingung. Alih-alih paham akan situasinya, anak malah syok melihat orangtua histeris, sehingga yang menempel di benak hanya reaksi marah dan dampaknya anak melakukan hal serupa kedua kali.
"Kemudian, sampaikan bahwa itu (menonton film porno) sesuatu yang tidak pantas. Lalu tanyakan, 'Apa perasaanmu saat menonton?'. Saya yakin tidak ada yang bilang senang, apalagi jika ini anak TK, pasti mereka bingung," kata Psikolog Anak Ike R Sugiarto saat dihubungi Health Liputan6.com pada Rabu (11/1/2017).
Advertisement
Orangtua harus tetap tenang menghadapi situasi semacam ini. Jika anak sulit menjawab, orangtua dapat melontarkan pertanyaan lain, seperti apakah si Kecil menyukai kartun Doraemon?
"Bila dia jawab senang, orangtua pun tinggal bilang 'Kalau memang senang, lebih baik nonton Doraemon saja'. Kalau untuk anak TK, sebatas itu saja terlebih dulu," kata Ike menambahkan.
Menurut Ike, jadikan kondisi ini peringatan untuk diri sendiri bahwa ada hal prioritas yang harus diubah oleh orangtua. Biasanya, anak berani menonton film porno dari ponsel karena orangtua tidak ikut mendampingi.
"Sebab, ada orangtua yang tidak mau menemani anak-anak mereka yang masih TK bermain. Orangtua malah kasih gadget, orangtua asyik sendiri, dan anak pun coba-coba melakukan ini," kata Ike menerangkan.
Hal senada juga diungkapkan Psikolog Anak, Ratih Zulhaqqi. Secara umum, hal pertama yang harus dilakukan orangtua saat memergoki anak menonton film porno adalah mengontrol diri sendiri terlebih dulu.
"Tidak boleh langsung marah. Kalau orangtua langsung emosi, tidak dapat menyelesaikan masalah, malah menimbulkan masalah baru," kata Ratih.
Biasanya, tujuan seorang anak (terutama anak usia TK dan SD) menonton film porno sembunyi-sembunyi karena rasa ingin tahu yang tinggi. Mereka dapat tautan dari orang yang tidak bertanggung jawab.
"Sedangkan dalam menghadapi remaja, ajak bicara mereka, dan katakan bahwa kamu tidak seharusnya menonton ini. Kalau ada yang ingin ditanyakan, bilang sama mereka, tanyakan langsung ke mama atau papa. Nanti kita cari tahu bareng dengan cara yang lebih baik," kata Ratih menambahkan.
Untuk remaja, orangtua dapat menasihati dan menjelaskan bahaya menonton film porno. Ibarat merokok, bekas nikotin tetap ada di gigi dan bau asap rokok masih menempel di baju.
"Begitu juga dengan film porno, meski sudah tidak menontonnya lagi, tetap terbayang di otak. Remaja bisa diberi pemahaman seperti itu," kata Ratih menekankan.