Fahri Hamzah: Penambahan Kuota Haji Bisa untuk Orang Tua

Dengan mendahulukan orang tua, maka keutamaan haji sekali seumur hidup bisa dilaksanakan.

oleh Devira Prastiwi diperbarui 12 Jan 2017, 16:51 WIB
Inilah belasan kicauan Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah usai turut serta dalam demo 4 November 2016. (Liputan6.com)

Liputan6.com, Jakarta - Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah merasa bersyukur jika tahun ini kuota haji untuk Indonesia bertambah. Ia menyebut, hal ini bisa terjadi karena kerja sama antara pemerintah, DPR, dan pengawas haji selama 2 tahun belakangan ini.

Fahri mengatakan pihaknya sudah dua kali melakukan kunjungan langsung ke Arab Saudi.

"Pertama saya yang memimpin, kedua pak Ade Komarudin, tapi waktu saya memimpin, Ketua DPR sekarang Pak Nov (Setya Novanto) juga datang," ungkap Fahri di Kompleks Parlemen Senayan Jakarta, Kamis (12/1/2017)

"Dalam undangan raja dan dalam setiap pertemuan raja dan pejabat Saudi kami juga sampaikan, memang dalam 2 kali tidak ada penambahan dan itu sangat berbeda dengan ada janji yang sebelumnya disampaikan setelah peristiwa crane dan Mina," tambah dia.

Ia bersyukur, pada tahun 2017 ini terjadi penambahan kuota haji sebesar 10 ribu sehingga menjadi 221 ribu jemaah. Fahri merasa penambahan kuota haji ini cukuplah besar sehingga dirinya berharap kuota itu bisa diberikan untuk para sesepuh atau orangtua yang ingin berhaji.

"Mudah-mudahan penambahan cukup besar ini akan membuat lebih banyak jemaah kita terutama yang sudah senior, istilahnya kesempatan terakhir untuk pergi berhaji itu bisa segera diberangkatkan sehingga ibadah 1 kali seumur hidup ini bisa dilaksanakan oleh mereka-mereka yang berusia senior," papar dia.

Tak hanya itu, Fahri mengaku dirinya pernah meminta agar hubungan diplomasi kedua negara, Indonesia dan Arab Saudi dilanjutkan dengan salah satu tujuannya kita bisa memakai kuota haji negara-negara lain yang tidak terpakai.

"Misalnya menggunakan kuota negara-negara yang tidak habis kuotanya dan ini kalau bisa segera dialokasikan untuk Warga Negara Indonesia kita yang paling tua. Sehingga lapis umur 70-80 itu segera selesai, sehingga nanti yang pergi haji itu relatif yang usianya masih lebih muda, sehingga di sana pun tidak terlalu merepotkan," ucap dia.

Fahri meyakini penyerapan kuota haji yang tidak terpakai ini dapat digunakan Indonesia. Hal ini juga dikarenakan banyak negara lain yang tidak menggunakan secara penuh kuota haji mereka, seperti Filipina dan Myanmar.

"Saya bilang kan tetangga kita itu ada banyak negara yang tidak banyak memakai kuota sampai full. Negara seperti Filipina, termasuk saya kira negara seperti Myanmar, kemudian negara termasuk negara-negara Islam pun yang ada seperti Malaysia, Brunei, itu mereka punya jatah-jatah kuota yang umumnya mereka tidak habis," kata dia.

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengungkapkan, Pemerintah Arab Saudi telah memenuhi permintaan Pemerintah RI untuk mengembalikan kuota normal haji bagi Indonesia dari 168.800 menjadi 211.000 untuk 2017.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya