Liputan6.com, Jakarta - Facebook meluncurkan "Journalism Project" pada Rabu, 11 Januari 2016 waktu Amerika Serikat. Proyek ini merupakan upaya untuk mempererat hubungan Facebook dengan organisasi berita.
Menurut catatan Reuters, Jumat (13/1/2017), proyek baru itu meluncur kurang dari sepekan setelah Facebook merekrut mantan reporter CNN, Campbell Brown, untuk memimpin tim kerja sama berita.
Sebagai bagian dari proyek baru, Facebook akan fokus membuat format storytelling yang ada saat ini menjadi lebih baik, seperti Live, 360, dan Instant Articles.
Baca Juga
Advertisement
Facebook juga akan menguji coba sebuah fitur menggunakan Instant Articles, agar para pembaca bisa melihat sejumlah cerita sekaligus sebagai sebuah paket. Perusahaan juga akan menggandeng pihak ketiga untuk mempromosikan "melek berita" dan membantu pengguna memutuskan sumber berita terpercaya, serta terus berusaha meredam informasi palsu (hoax).
Seperti diketahui, Facebook beberapa waktu belakangan dikritik karena banyaknya hoax di layanan tersebut. Raksasa media sosial itu dinilai kurang maksimal memberantas hoax selama periode kampanye Presiden Amerika Serikat (AS) beberapa waktu lalu.
"Kami sangat peduli, mengenai upaya untuk memastikan bahwa ekosistem berita dan jurnalistik bisa berkembang pesat," kata Director of Product Facebook, Fidji Simo.
(Din/Isk)