Ganti Oli Tak Perlu Ikuti Patokan Jarak Tempuh, Kenapa?

Penggunaan oli yang terlalu lama akan membuat performa mesin berkurang.

oleh Herdi Muhardi diperbarui 13 Jan 2017, 12:20 WIB
Kondisi optimal kendaraan ternyata tidak terjadi saat mesin dingin, tetapi saat kondisi mesin panas.

Liputan6.com, Jakarta - Para pemilik kendaraan wajib melakukan pemeriksaan rutin atau servis. Namun untuk sekedar ganti oli disarankan tak perlu menunggu patokan jarak kilometer.

Menurut pemilik bengkel Setia Motor, Ronald Johanson Pakpahan, pengukuran ganti oli bukan hanya dilihat dari jarak tempuh, namun kinerja mesin, seperti piston dan bagian lainnya yang memerlukan oli.

"Contohnya kalau jalanan macet itu berarti tidak bergerak, tapi mesin tetap menyala, belum lagi menunggu di minimarket itu juga mobil pasti dinyalain juga kan,” ucap pria yang akrab disapa LaeSM saat ditemui Liputan6.com, di bengkelnya yang terletak di jalan Pulogebang, Cakung, Jakarta Timur, beberapa waktu lalu.

Hal serupa juga dibenarkan Service Manager Plaza Toyota Parman Suanda. Menurutnya penggunaan oli yang terlalu lama akan membuat performa mesin berkurang.

Parahnya, kasalahan penggunaan oli juga bisa berimbas turun mesin.

“Makanya, kalau di Toyota itu harusnya 10 ribu kilometer atau kalau tidak pakai bulanan. Kadang kalau tidak diganti nanti ada keraknya, kalau banyak kerak berarti harus dibersihkan ruang mesin. Itu jadi tambahan biaya lagi,” ujarnya.

Lambatnya pergantian oli disebutkan dapat  membuat kadar kekentalan pada mesin menurun, kemudian daya lumas berkurang, sehingga mesin panas.

Tag Terkait

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya