Liputan6.com, Jakarta - Para pemilik kendaraan wajib melakukan pemeriksaan rutin atau servis. Namun untuk sekedar ganti oli disarankan tak perlu menunggu patokan jarak kilometer.
Menurut pemilik bengkel Setia Motor, Ronald Johanson Pakpahan, pengukuran ganti oli bukan hanya dilihat dari jarak tempuh, namun kinerja mesin, seperti piston dan bagian lainnya yang memerlukan oli.
Baca Juga
Advertisement
"Contohnya kalau jalanan macet itu berarti tidak bergerak, tapi mesin tetap menyala, belum lagi menunggu di minimarket itu juga mobil pasti dinyalain juga kan,” ucap pria yang akrab disapa LaeSM saat ditemui Liputan6.com, di bengkelnya yang terletak di jalan Pulogebang, Cakung, Jakarta Timur, beberapa waktu lalu.
Hal serupa juga dibenarkan Service Manager Plaza Toyota Parman Suanda. Menurutnya penggunaan oli yang terlalu lama akan membuat performa mesin berkurang.
Parahnya, kasalahan penggunaan oli juga bisa berimbas turun mesin.
“Makanya, kalau di Toyota itu harusnya 10 ribu kilometer atau kalau tidak pakai bulanan. Kadang kalau tidak diganti nanti ada keraknya, kalau banyak kerak berarti harus dibersihkan ruang mesin. Itu jadi tambahan biaya lagi,” ujarnya.
Lambatnya pergantian oli disebutkan dapat membuat kadar kekentalan pada mesin menurun, kemudian daya lumas berkurang, sehingga mesin panas.