Liputan6.com, Tokyo - Foto selfie dengan pose dua jari (atau lebih sering disebut peace pose) ternyata rentan terkena serangan hacker. Pasalnya, para hacker memanfaatkan biometrik sidik jari pengguna yang diperlihatkan di foto untuk disalahgunakan.
Sebagaimana dilaporkan laman Mirror pada Jumat (13/1/2017), para peneliti di National Insitute of Informatics (NII) Jepang menemukan bahwa ukuran sidik jari manusia bisa dilihat secara jelas--bahkan lewat foto sekalipun--dari jarak tiga meter.
“Peace pose adalah gaya selfie yang mendunia. Di Jepang, pose ini juga populer. Sayangnya, kebanyakan tidak menyadari bahwa jari yang mereka perlihatkan bisa dimanfaatkan sejumlah pihak yang tak betanggung jawab,” kata Profesor Isao Echizen, peneliti keamanan dan media digital NII kepada harian Sankei Shimbun.
Baca Juga
Advertisement
“Para hacker akan memanfaatkan metode biometrik sidik jari, di mana mereka akan mengurai dan mengimitasinya ke dalam salinan desain sidik jari yang baru. Singkat kata, mereka memalsukan sidik jari orang-orang hanya dengan melihat skema biometrik sidik jari korban,” Echizen meneruskan.
Meski begitu, para peneliti tengah berupaya untuk menciptakan proteksi agar para hacker tak dapat memalsukan sidik jari lewat foto. Solusi yang ditawarkan adalah menciptakan lensa dengan film titanium oxide transparan agar biometrik sidik jari pengguna tak lagi bisa dilihat dari foto.
Seperti diketahui, teknologi pemindaian sidik jari diklaim dapat memudahkan pengguna mengoperasikan smartphone. Sayangnya, pada Agustus 2015, sebuah cara baru untuk mencuri sidik jari ditemukan secara jarak jauh dan dalam skala besar.
Selain itu, kebanyakan smartphone memiliki sensor yang tidak terenkripsi, sehingga memungkinkan malware mendapatkan gambar langsung dari pemindai sidik jari. Yang menarik, smartphone Apple ternyata cukup aman, karena mereka mengenkripsi data sidik jari dari pemindai.
(Jek/Isk)