Liputan6.com, London - Henry VIII bukan merupakan Raja Inggris yang dikenal sederhana. Citranya yang terkenal sebagai anggota kerajaan berperut besar, telah membentuk pandangan publik akan Tudor -- dinasti yang memerintah Inggris pada tahun 1485-1603.
Sebuah studi terbaru pun menunjukkan gaya hidup boros yang dilakukan Henry VIII. Hanya untuk memuaskan kegemarannya mengonsumsi minuman beralkohol, ia rela menghabiskan biaya hingga 6 juta pound sterling atau sekitar Rp 97 miliar per tahun.
Advertisement
Dikutip dari Daily Mail, Jumat (13/1/2017), kerajaan itu menghabiskan 600.000 galon bir per tahunnya, di mana orang-orang di istana bisa meminum 10 pint bir setiap harinya.
Minuman yang ia suguhkan untuk para tamu dan orang istana, disajikan bersama dengan hidangan daging yang memakan biaya hingga 3,5 juta pound sterling atau sekitar Rp 56,5 miliar per tahunnya
Untuk menjamu tamunya, Henry menyajikan sejumlah daging yang tak biasa, termasuk hidangan seperti daging sapi, domba, babi, dan rusa.
Pengeluaran yang telah disesuaikan dengan perhitungan hari ini, mengerdilkan apa yang dikeluarkan Ratu Elizabeth II untuk menjamu makanan para tamunya, yakni sebesar 1,4 juta pound sterling.
Meski demikian, salah satu pengeluaran terbesarnya adalah perceraiannya dengan Anne of Cleves pada 1540. Sejarawan memperkirakan ia harus membayar 3.000 pound sterling per tahun selama Anna hidup.
Jika diubah dengan perhitungan saat ini, perceraian tersebut berharga 29.630.000 pound sterling atau sekitar Rp 479 miliar.
Henry bukan satu-satunya keluarga kerajaan Inggris yang menikmati belanja kerajaan mewah. Edward I menghabiskan tiga per empat pendapatan tahunannya untuk membangun Kastil Beaumaris di Anglesey, Wales, pada 1290.
Penulis dan sejarawan Guy Walters, menyebut pengeluaran istananya dengan "jumlah gila". "Ini menempatkan pengeluaran terhadap Istana Buckingham dalam perspektif besar," ujar Walters.
Di Kastil Kent, sebuah kolam seluas 32 meter persegi dibangun khusus untuk Edwards. Untuk memenuhi pemandian tersebut, dibutuhkan sekitar 10.500 galon air.
William I juga menghabiskan dompet kerajaan untuk membangun dan memperkuat benteng-benteng, menyusul adanya Pertempuran Hastings.
Dalam 20 tahun pemerintahannya, ia membangun 500 istana. Berdasarkan upah minimum Inggris, William ditaksir menghabiskan 115,2 juta pound sterling atau sekitar Rp 1,8 triliun selama dua dekade hanya untuk membayar pekerja konstruksi.
Seperti pendahulunya, Elizabeth II juga menghabiskan 37 juta pound sterling untuk merestorasi kebakaran Kastil Windsor pada 1992, di mana jumlah tersebut setara dengan 60 juta pound sterling (Rp 970 miliar) pada hari ini.
"Angka-angka ini menunjukkan bahwa keluarga kerajaan sangat senang menghabiskan uang untuk menggemukkan dan membuat diri mereka mabuk," kata Walters.
"Dalam banyak cara, kehidupan monarki di masa lalu serupa dengan diktator hari ini. Mereka menyukai pembangunan yang menunjukkan kesombongan dan makan serta minum. Mereka sangat suka pamer dan menghabiskan uangnya," imbuh dia.
Penyelidikan tersebut menandai dirilisnya sebuah serial televisi baru yang disiarkan di saluran Yesterday, Castles: Britain's Fortified History.
General Manager Yesterday, Adrian Wills mengatakan, program tersebut menawarkan wawasan menarik ke dalam kastil-kastil megah dan tempat mereka dalam budaya Inggris.
"Penonton dapat melacak dampak kastil terhadap sejarah kita, seni dan sastra," ujar Wills.