Jangan Abaikan Saat Anak Mengeluh Nyeri atau Sakit

Sekitar empat persen anak dan remaja mengeluh dan mengalami nyeri setidaknya satu kali seminggu.

oleh Fitri Haryanti Harsono diperbarui 13 Jan 2017, 15:00 WIB
Jangan abaikan nyeri pada anak. (Ilustrasi: News Medical Life Sciences)

Liputan6.com, Jakarta Tiap individu pernah mengalami nyeri, termasuk anak-anak. Nyeri adalah sensasi fisik dan emosional yang tidak menyenangkan yang bisa dirasakan dengan berbagai cara berbeda pada masing-masing anak. Jika anak-anak melontarkan mereka merasa sakit, penting bagi orangtua dan profesional medis memercayai mereka.

Hal ini dilakukan untuk memberikan keputusan pilihan pengobatan terbaik. Pada umumnya, anak-anak mengalami nyeri. Sekitar 4 persen dari anak-anak dan remaja mengeluh setidaknya satu kali mengalami nyeri dalam seminggu.

Selain itu, satu dari dari lima anak alami nyeri akut. Perempuan lebih berisiko mengalami nyeri dibanding laki-laki, baik itu perempuan pada masa kanak-kanak dan dewasa.

Beberapa penyebab nyeri pada anak-anak, di antaranya cedera fisik (benjolan dan memar) dan penyakit (sakit kepala, gangguan pencernaan, diabetes, dan arthritis), imunisasi, bekas operasi, atau pengobatan pasca-operasi yang belum tuntas.

Ada berbagai gejala yang menunjukkan rasa nyeri pada anak-anak. Hal ini akan sangat berguna saat anak tidak dapat menjelaskan sumber rasa sakit berasal, menurut dikutip dari News Medical Life Sciences, Jumat (13/1/2017).

Anda bisa mengetahui gejala nyeri dari aktivitas fisik anak berkurang, kehilangan selera makan, kesulitan tidur, suka meringis atau mengerutkan kening.


Atasi nyeri pada anak

Atasi nyeri pada anak

Rasa nyeri pada anak harus diobati segera untuk mencegah komplikasi dan berkembangnya menjadi sakit kronis, yang sering dikaitkan dengan nyeri akut.

Di sisi lain, intensitas rasa nyeri bisa berkurang sehingga anak merasa lebih baik. Bagi anak yang menderita nyeri akut, obat analgesik, seperti acetaminophen (parasetamol) atau ibuprofen dapat mengurangi nyeri yang efektif.

Anda juga harus memerhatikan dosis yang tepat sesuai dengan berat badan anak. Hal ini bertujuan mereka bisa memeroleh pereda nyeri yang memadai sekaligus meminimalisirkan risiko efek samping.

Bagi anak yang menderita sakit kronis, obat lain diperlukan yang berfokus pada sistem saraf, terutama  anak-anak dengan nyeri neuropatik (kerusakan jaringan saraf).

Tak hanya dari sisi medis, penyembuhan secara psikologis dapat membantu untuk mengatasi nyeri. Bagi anak-anak, saran berupa olahraga atau fisioterapi, dan pijatan bisa dilakukan untuk menghilangkan nyeri.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya