Bentrok FPI Vs GMPI, Aher Minta Ormas di Jabar Jaga Kondusivitas

Imbauan Aher ini terkait dengan peristiwa keributan antara ormas FPI dan GMBI di Bandung dan Bogor.

oleh Liputan6 diperbarui 13 Jan 2017, 18:43 WIB
Gubernur Jawa Barat, Ahmad Heryawan atau biasa disapa Aher usai diperiksa Bareskrim Polri di Jakarta, Kamis (28/1). Aher menjalani pemeriksaan kedua sebagai saksi kasus korupsi pembangunan stadion Gelora Bandung Lautan Api. (Liputan6.com/Helmi Afandi)

Liputan6.com, Jakarta - Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan atau (Aher) meminta seluruh pemimpin organisasi masyarakat (ormas) yang ada di Provinsi Jawa Barat agar senantiasa menjaga kondusivitas dan keamanan di tengah-tengah perbedaan yang ada. Imbauan ini terkait dengan peristiwa keributan antara ormas FPI dan GMBI di Bandung dan Bogor.

"Saya imbau kepada pemimpin ormas dan para anggotanya untuk senantiasa menjaga kondusivitas Jawa Barat. Karena kita meyakini kebinekaan atau perbedaan," kata Aher di depan Mapolda Jawa Barat, Kota Bandung, Jumat (13/1/2017).

Menurut Aher, pemimpin ormas harus bisa memastikan setiap anggotanya bisa menahan diri dan tidak terpancing emosi. Dengan begitu, bentrok atau kericuhan bisa terhindarkan.

"Saya di sini tidak bicara siapa yang benar atau yang salah, apa pun keadaannya saya ingin warga Jawa Barat selalu menghadirkan perdamaian," ujar dia.

Aher menuturkan, perbedaan yang merupakan cermin dari kebinekaan merupakan anugerah dari Allah SWT.

"Itu bersifat ilahiyah, Allah SWT menciptakan manusia dengan keragamannya. Coba hadirkan keragaman, perbedaan dalam koridor toleransi dalam kebinekaan," kata dia.

Seperti dilansir Antara, atas nama Pemprov Jabar, ia sangat menyesalkan kejadian bentrok antara FPI dan GMBI di depan Mapolda Jawa Barat, pada Kamis 12 Januari terkait pemeriksaan Imam Besar FPI Habib Rizieq Shihab dalam kasus dugaan penodaan simbol negara Pancasila.

"Seharusnya hal-hal seperti ini dihindari jika semua pihak bisa menahan diri dan emosi. Saya sesalkan mengapa ini bisa terjadi, padahal itu sesama anak bangsa, hanya karena beda pendapat, seharusnya tidak terjadi demikian," kata dia.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya