Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Pertanian (Kementan) menyatakan harga jual cabai rawit merah di tingkat pedagang pada saat ini sudah tidak terkontrol. Sebab, harga yang mencapai lebih dari Rp 100 ribu sudah di luar kebiasaan.
Direktur Jenderal Hortikultura Kementerian Pertanian Spudnik Sujono mengatakan, saat ini harga cabai rawit merah di tingkat petani berkisar antara Rp 50 ribu-Rp 60 ribu per kg. Jika dihitung dengan ongkos logistik dan keuntungan pedagang, seharusnya harga jual ke konsumen hanya Rp 80 ribu per kg.
Baca Juga
Advertisement
"Harga Rp 60 ribu. Kalau dari Jawa biaya angkut lewat darat itu Rp 2.000 per kg, kalau diangkut pakai pesawat Rp 8.000, pakai Citilink. Kemudian ada susut Rp 2.000, dan untung (pedagang) Rp 10 ribu. Ini harga Rp 80 ribu, harusnya itu," ujar dia di Kantor Kementan, Jakarta, Jumat (13/1/2017).
Jika melihat hitung-hitungan tersebut, lanjut Spudnik, harga cabai rawit merah yang dijual di pasaran saat ini sudah di luar perkiraan. Ini yang sulit di kendalikan oleh pemerintah.
"Ini tidak ada yang kontrol. Pedagang gerobak (sayuran) hanya jual paling 5 kg. Ini kalau beli Rp 5.000 hanya dapat sekian biji," kata dia.
Menurut Spudnik, selama ini para petani telah melakukan penanaman cabai sesuai dengan perencanaan untuk mengantisipasi permintaan di awal 2017. Namun, hujan dengan intensitas tinggi yang terjadi di Desember 2016 hingga Januari 2017 ini yang membuat tanam cabai tersebut tidak berkembang dengan baik.
"Untuk produksi Januari, harus ditanam Oktober. Ini sudah kami lakukan. Tapi intensitas hujan tinggi sehingga produktivitas terganggu, kematangan tertunda, fotosintesis juga terganggu. Kalau terganggu seperti ini, saya tidak bisa bim salabim langsung ada, kecuali impor. Tapi kan Pak Mendag berkali-kali bilang tidak ada impor," tandas dia. (Dny/Gdn)