Liputan6.com, Pontianak - Kapolda Kalbar Irjen Musyafak tidak menginginkan Kalimantan Barat dilanda gaduh sehingga semua pihak diimbau agar menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat yang selama ini sudah terjalin.
Pernyataannya itu berkaitan dengan pengadangan Wakil Sekjen (Wasekjen) MUI Teuku Zulkarnain oleh sekelompok masyarakat Dayak yang mengiranya sebagai perwakilan FPI. Hingga saat ini, Musyafak menyebut Wasekjen MUI itu belum melaporkan keberatanya pada polisi.
"Kalau dirinya saja tidak merasa dirugikan, kenapa orang lain yang malah menuntut itu," kata Musyafak di Pontianak, dilansir Antara, Sabtu (14/1/2017).
Ia menegaskan insiden itu terjadi karena tidak ada pemberitahuan soal kedatangan Wasekjen MUI kepada Polsek Sintang. Ia menyebut polisi merasa kecolongan.
"Kalau diberitahu sebelumnya pasti akan dilakukan pengamanan sesuai dengan aturan yang berlaku," kata dia.
Dia menambahkan, Dewan Adat Dayak (DAD) juga menyesalkan insiden tersebut dan meminta maaf atas kejadian tersebut.
Sementara itu, di tempat terpisah sejumlah komponen di Kabupaten Sintang, Kalbar telah mengadakan pertemuan terkait aksi penolakan sekelompok orang terhadap kehadiran Wakil Sekjen MUI Teuku Zulkarnain di Bandara Susilo Sintang, Kamis pagi, 12 Januari 2017.
Wakil Bupati Sintang Askiman menuturkan kejadian di bandara tersebut merupakan gerakan spontanitas dan bukan terencana.
"Ini terjadi akibat adanya kesalahpahaman informasi yang didapat oleh kelompok tertentu, sehingga menimbulkan pemikiran yang kurang mengenakan," kata dia.
Sebelumnya, pada hari kejadian, sekitar pukul 09.00 WIB, telah terjadwal pelantikan Ketua DAD Kabupaten Sintang.
Baca Juga
Advertisement
Dalam pelaksanaannya, semua panitia dan pengurus menunggu kedatangan Gubernur Kalbar Cornelis, sebagai Ketua Majelis Adat Dayak Nasional. Sejumlah panitia lalu menjemputnya ke Bandara Susilo Sintang.
"Ternyata sampai di bandara baru diketahui bahwa gubernur tidak jadi datang, karena ada kegiatan kedinasan lain," kata Askiman.
Sesampai di bandara, lanjut Askiman, mereka mendapatkan informasi ada Sekjen FPI yang datang ke Kota Sintang. Mereka secara spontan mengumpulkan massa untuk melakukan penolakan. Mereka meyakini bahwa Zulkarnain adalah Sekjen FPI.
Karena itu, secara spontan mereka masuk dari terminal kedatangan bandara, langsung mendekati pintu pesawat, dan berorasi menolak kedatangan Zulkarnain, yang akan mengikuti tablig akbar di Kota Sintang, Sekadau, Sanggau serta Melawi.
Penolakan tersebut membuat Zulkarnain tidak bisa turun dari pesawat dan kembali ke Pontianak, membatalkan kegiatannya.