Palestina Buka Kedutaan Besar di Vatikan

Pembukaan kedubes Palestina di Vatikan City disebut sebagai capaian signifikan.

oleh Khairisa Ferida diperbarui 15 Jan 2017, 12:00 WIB
Presiden Abbas Meresmikan Pembukaan Kedubes Palestina di Vatikan City (Associated Press)

Liputan6.com, Vatikan City - Presiden Palestina, Mahmoud Abbas, melakukan kunjungan bersejarah ke Vatikan. Kedatangannya ke sana untuk meresmikan pembukaan Kedutaan Besar Palestina di Vatikan City.

"Kami sangat berterima kasih atas peran yang dimainkan Takhta Suci bagi perdamaian yang adil dan abadi di Tanah Suci, dan untuk pertama kalinya mengizinkan pembukaan Kedubes Palestina di Vatikan," demikian pernyataan Abbas yang dirilis kantor berita Palestina, WAFA seperti dilansir CNN, Minggu, (15/1/2017).

"Kami bangga menjadi tempat kelahiran Kristen dan memiliki komunitas Kristen tertua di dunia," lanjutnya.

Issa Kassissieh, Duta Besar Palestina untuk Vatikan mengatakan, pembukaan kedubes ini merupakan prestasi signifikan rakyat Palestina. Sementara Israel yang juga memiliki kedubes di Vatikan City belum memberikan komentarnya atas peristiwa penting ini.

Vatikan sejak lama telah mendukung kebijakan two state solution yang dianggapnya merupakan jalan terbaik bagi perdamaian kedua negara. Sementara itu, langkah lebih tegas pun ditunjukkan oleh Paus Fransiskus.

Sejak November tahun 2012, kepala negara Vatikan itu menyebut Palestina sebagai negara. Lantas, pada Mei tahun 2015, Paus Fransiskus kembali menggebrak dunia dengan secara resmi mengakui keberadaan negara Palestina.

Pada tahun yang sama pula, Paus Fransiskus mengumumkan sejumlah biarawati, yakni Marie Alphonsine Ghattas dan Mariam Baouardy sebagai dua orang suci Palestina dari zaman modern.

Juni 2014, sebuah peristiwa bersejarah pun terjadi. Paus Fransiskus menjamu Presiden Abbas dan mendiang eks Presiden Israel, Shimon Peres di Vatikan dalam momen yang belum pernah terjadi sebelumnya.

Pertemuan ketiga tokoh dunia itu bertujuan untuk menggelar doa bersama di mana perwakilan Yahudi, Kristen, dan Islam membacakan ayat bertema pengampunan dan perdamaian dari kitab suci masing-masing.

Presiden Abbas dan Paus Fransiskus bertemu dalam rangka pembukaan Kedubes Palestina di Vatikan City (Associated Press)

Sementara itu, pada September 2015, Majelis Umum PBB mengadopsi resolusi yang memungkinkan Palestina dan Vatikan mengibarkan bendera mereka di luar markas besar PBB dan kantor badan-badan PBB.

Dalam sebuah pernyataan, Vatikan menyampaikan agar kekerasan yang menyebabkan penderitaan terhadap warga sipil dihentikan.

"Titik berat ditempatkan pada pentingnya menjaga kesucian tempat suci bagi penganut dari ketiga agama Ibrahim," tambah pernyataan itu.

Konferensi Paris

Peresmian pembukaan Kedubes Palestina di Vatikan City, berlangsung satu hari sebelum pelaksanaan konferensi perdamaian Israel-Palestina di Paris, Prancis. Setidaknya, terdapat perwakilan dari 70 negara yang akan menghadiri pertemuan tersebut termasuk di antaranya Amerika Serikat (AS) dan Indonesia.

Israel, pihak yang terlibat langsung sudah jauh-jauh hari memboikot konferensi tersebut. Ini tak lepas dari bagian luapan kemarahan mereka atas sikap AS yang memungkinkan keluarnya resolusi DK PBB yang mengecam dan mendesak negara itu untuk menghentikan rencana pembangunan permukiman Yahudi di Tepi Barat dan Yerusalem Timur.

"Kami berharap semua negara di dunia akan mengakui Palestina. Karena pengakuan tersebut akan membuat kita lebih dekat pada proses perdamaian," ujar Presiden Abbas usai bertemu dengan Paus Fransiskus seperti dikutip dari Al Jazeera.

Dalam kesempatan yang sama, Presiden Abbas juga menyuarakan kekhawatirannya terkait dengan ancaman dari pemerintahan baru AS di bawah kendali Donald Trump. Presiden terpilih itu berulang kali menegaskan akan memindahkan kedubes AS dari Tel Aviv ke Yerusalem--wilayah Palestina yang diduduki Israel.

Menurut Abbas jika hal tersebut menjadi kenyataan maka akan menjadi hambatan bagi proses perdamaian.

"Kami sedang menunggu untuk melihat apakah hal tersebut akan terjadi. Jika tidak, maka itu akan membantu proses perdamaian," ungkap pemimpin Palestina itu.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya