Terkuak, Alkohol 114 Kali Lebih Bahaya dari Ganja

Berdasarkan studi di Scientific Reports, mengonsumsi alkohol dalam jumlah berlebih itu paling mematikan dibanding ganja.

oleh Benedikta Desideria diperbarui 15 Jan 2017, 20:00 WIB
Seorang ahli farmasi menuangkan ganja pada lintingan rokok di Breath Of Life, Israel (9/3). Peneliti Israel telah mengembangkan ganja yang dapat digunakan untuk meringankan gejala dari sejumlah penyakit tanpa membuat pasien fly. (AFP Photo/Jack Guest)

Liputan6.com, Jakarta Selama ini masyarakat mengenal ganja sebagai zat adiktif yang lebih berbahaya dibandingkan alkohol. Namun sebuah studi internasional mengungkap, mengonsumsi alkohol dalam jumlah berlebih itu lebih berbahaya dari ganja.

Berdasarkan studi yang dipublikasikan dalam Scientific Reports disebutkan, mengonsumsi alkohol dalam jumlah berlebih itu paling mematikan. Bahkan 144 kali lebih berbahaya dibandingkan mengonsumsi ganja.

Lalu, bahan lain yang mematikan adalah heroin dan kokain. Diikuti dengan tembakau, ekstasi dan methamphetamine seperti mengutip Daily Mail, Minggu (15/1/2017).

Hasil studi ini berdasarkan penghitungan peneliti. Mereka mengukur estimasi jumlah yang dikonsumsi dikombinasikan dengan dosis yang mematikan dari setiap zat adiktif tersebut.

"Hasilnya mengonfirmasi bahwa risiko buruk dari mengonsumsi ganja itu terlalu dilebih-lebihkan di masa lalu," kata penulis studi Profesor Dirk Lachenmeier dari Chemical and Veterinary Research Office Karlsruhe, Jerman.

"Sebaliknya, risiko alkohol yang selama ini diremehkan (ternyata berbahaya)," kata Dirk lagi.

Sebelum hasil studi ini terungkap, pada 2014 peneliti Wayne Hall dari Badan Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan hampir tidak mungkin seseorang yang merokok ganja dalam jumlah besar akan mati karena overdosis.

"Estimasi fatal manusia mengonsumsi ganja berdasarkan studi pada hewan itu antara 15-75 gram. Ini jumlah yang jauh amat besar dibandingkan yang mampu dikonsumsi pecandu ganja per hari," kata Hall kepada Washington Post.

Berdasarkan data-data ini penulis studi menyarankan agar negara-negara menjalankan peraturan ketat dalam penggunaan ganja bukan pelarangan seperti saat ini.

Tag Terkait

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya