Liputan6.com, Jakarta - Kepolisian Daerah Jawa Barat terus mengusut keterlibatan aktor intelektual dalam bentrokan hingga berujung pembakaran Markas GMBI di Desa Tegalwaru, Kecamatan Ciampea, Kabupaten Bogor, pada 13 Januari 2017.
"Kami sedang menyelidiki aktor utamanya, karena tidak ingin gegabah untuk menentukan siapa aktornya," kata Kapolda Jabar Irjen Pol Anton Charliyan, usai mengunjungi Markas GMBI di Tegalwaru, Ciampea, Bogor, Minggu (15/1/2017).
Advertisement
Menurut Dewan Pembina LSM GMBI ini, para aktor intelektual harus mempertanggungjawabkan perbuatannya. Sebab, mereka menyebarkan berita tidak benar sehingga memicu terjadinya aksi pembakaran dan perusakan tiga bangunan yang dijadikan sekretariat GMBI di Bogor.
"Perusakan sebuah kendaraan dan pengeroyokan anggota FPI oleh GMBI di Bandung itu hoax. Buntutnya markas GMBI diserang," kata Anton.
Dia juga memastikan jika pelaku penyerangan terhadap massa FPI di Bandung bukan dilakukan massa dari GMBI. Saat itu, kedua kubu yang berseberangan ini tengah mengawal pemeriksaan Ketua Umum FPI Rizieq Shihab karena dugaan pelecehan Pancasila di Mapolda Jabar, Kamis 12 Januari 2016.
"Yang mengeroyok dan merusak kendaraan milik FPI bukan anggota GMBI, tetapi ormas masyarakat Sunda lainnya," ucap Anton.
Dia mengaku sudah mengamankan para pelaku yang menyerang anggota dan kendaraan milik FPI itu. "Pelakunya sedang diproses di Mapoltabes Bandung," kata dia.
Kendati demikian, Anton enggan membeberkan nama-nama pelaku yang melakukan penyerangan terhadap massa FPI tersebut.
Sementara itu, saat meninjau lokasi markas GMBI yang hangus dibakar massa, jenderal polisi bintang dua ini meminta seluruh anggota GMBI tidak balas dendam.
"Saya minta untuk meredam diri, karena kemarin sudah dipertemukan antara pimpinan FPI dan GMBI. Jadi sekarang sudah clear dan tidak ada masalah antara kedua ormas ini," tutup Anton.