Liputan6.com, Jakarta - Kawat berduri, polisi bersenjata, berbaris rapi dengan wajah tanpa senyum. Mereka tengah berjaga mengamankan Markas Besar (Mabes) Kepolisian Republik Indonesia. Sementara itu, sekitar 3 kilometer dari Mabes Polri, atau di Masjid Al Azhar, ratusan orang dari organisasi massa (ormas) Front Pembela Islam (FPI) terus berdatangan.
Massa FPI siap melakukan demonstrasi. Tuntutannya, Kapolda Jawa Barat harus diganti. Pasalnya, Kapolda diduga menjadi pembina ormas yang terlibat bentrok dengan FPI di Bandung.
Advertisement
Pantauan Liputan6.com, di Jalan Trunojoyo, setidaknya ada empat mobil Baracuda bersiaga di lapis kedua setelah barisan ratusan polisi. Ada kawat segi empat portable menempel di depan mobil plat baja itu.
Di balik Baracuda, puluhan polisi terlihat masih santai. Mereka berselonjor, duduk, menelepon, bercengkerama dengan sesama anggota, dan minum kopi.
Pemandangan yang jauh berbeda dari teman-teman mereka di barisan depan, dengan tongkat kayu di tangan, mata liar mengawasi sekitar.
Polisi di balik Baracuda ini masih asyik mengobrol. Mereka juga menyapa para pedagang asongan yang silih berganti menawarkan dagangannya. Hanya, pedagang kopi seduh yang tetap ditahan agar tak beranjak dari kumpulan polisi.
"Sampeyan mau pesan kopi apa? Rokok? Mie? Minuman dingin?," Kata Ahmad (45) pada setiap anggota polisi yang mendekatinya.
Ahmad, pedagang kopi keliling asal Madura ini akrab dengan para polisi anti huru-hara. Bahkan, ada yang sudah mengenalnya dengan dekat. Cukup melihat wajah polisi itu, Ahmad langsung paham apa yang akan dipesan polisi tersebut.
"Pokoke tiap ada demo saya ke sana, ramai, cepat habis," kata Ahmad dengan logat Madura yang sangat kental.
Dia sengaja mencari aksi-aksi demonstrasi. Ahmad sengaja membawa lebih banyak batu es dari yang biasa. Tadi malam ia menonton berita, akan ada demo besar-besaran di Markas Polisi.
"Saya memang nyari demo," kelakar pria berkumis itu.
Biasanya Ahmad hanya membawa satu termos sedang untuk batu es. Jika ada demonstrasi, ia akan bawa dua termos.
"Yang laris kalau demo-demo itu yang dingin-dingin," kata Ahmad.
Di balik Baracuda yang terparkir, tak ada wajah sangar dari polisi. Hanya gelak tawa Ahmad, dan lima pedagang kopi keliling lainnya. Aparat negara itu membaur dengan Ahmad yang hanya lulus SD. Begitu juga dengan anggota FPI yang memisahkan diri dari barisannya.
Mereka mendatangi tukang penjual kopi seduh, mengantre giliran untuk diseduhkan kopi hangat atau dibuatkan minuman dingin. Terkadang anggota FPI menunggu Ahmad menyeduh kopi untuk polisi, kadang Polisi menunggu Ahmad menyeduh mi instan untuk anggota FPI.
Sementara di depan Baracuda, puluhan massa FPI terus bertambah saat jelang siang. Mereka menatap tajam ke arah barisan polisi. Polisi juga menatap pada massa FPI, menggenggam erat tongkat kayu bulat mereka.
Massa FPI Mulai Mendatangi Mabes Polri
Massa FPI Mulai Mendatangi Mabes Polri
Ribuan massa dari Front Pembela Islam (FPI) tiba di depan Gedung Baharkam Mabes Polri, Senin (16/1/2017). Mereka melakukan aksi demo untuk mendesak Kapolri Jenderal Tito Karnavian segera mencopot Kapolda Jawa Barat Irjen Anton Charliyan dari jabatannya.
Berdasarkan pantauan Liputan6.com di lokasi, ribuan massa FPI yang mengenakan pakaian serba putih itu mulai 'memutihkan' Jalan Trunojoyo, Jakarta Selatan atau persis di depan Mabes Polri sekitar pukul 11.10 WIB. Mereka berjalan kaki dari titik kumpul awal, yakni Lapangan Masjid Al Azhar, Jakarta Selatan.
Sepanjang melakukan long march, massa terus mengumandangkan salawat dan takbir. Sesekali massa juga menyanyikan lagu-lagu nasional dan yel-yel yang dipimpin langsung oleh imam besar FPI Rizieq Shihab.
Sejumlah bendera, atribut demo, dan spanduk pun turut menghiasi lautan manusia.
Massa sempat berhenti di depan gedung utama Mabes Polri. Rizieq yang berada di atas mobil komando memimpin massa untuk melakukan penghormatan terhadap bendera merah putih yang berkibar di gedung utama Mabes Polri. Massa kemudian menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya.
Sementara Kapolres Metro Jakarta Selatan Kombes Iwan Kurniawan melalui pengeras suaranya meminta agar massa tidak berhenti di depan Gedung Utama Mabes Polri. Massa diimbau agar segera masuk ke lokasi yang telah disiapkan yakni di depan Gedung Baharkam Mabes Polri.
"Saya Kapolres Metro Jakarta Selatan mengimbau agar massa segera masuk ke area yang telah disiapkan, di depan Gedung Baharkam," ujar Iwan melalui pengeras suara.
Setidaknya ada dua poin besar tuntutan yang disuarakan massa FPI. Mereka meminta agar Kapolri segera mencopot Kapolda Jawa Barat Irjen Anton Charliyan dari jabatannya. Sebab, Anton dianggap melakukan pembiaran atas insiden penyerangan dan penganiayaan terhadap Ormas FPI oleh massa LSM GMBI.
Massa juga menuntut agar Polri mengusut tuntas kasus itu, serta mencari dan menangkap aktor intelektual di balik bentrokan tersebut.
Advertisement