Liputan6.com, Jakarta - Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan surplus neraca perdagangan Indonesia di Desember 2016 sebesar US$ 990 juta. Secara keseluruhan sepanjang Januari-Desember tahun lalu mencapai surplus US$ 8,78 miliar atau lebih tinggi dibanding realisasi 2015.
Kepala BPS, Suhariyanto mengungkapkan, kinerja ekspor di akhir 2016 sebesar US$ 13,77 miliar atau lebih besar dibanding capaian impor senilai US$ 12,78 miliar di Desember 2016.
"Jadi surplus neraca dagang di Desember sebesar US$ 0,99 miliar," ujar dia saat Konferensi Pers Neraca Perdagangan Desember 2016, di Kantor Pusat BPS, Jakarta, Senin (16/1/2017).
Baca Juga
Advertisement
Kinerja surplus neraca perdagangan akhir tahun lalu ini, Suhariyanto menuturkan, berasal dari ekspor non migas yang masih mencetak surplus US$ 1,45 miliar. Sementara neraca perdagangan migas defisit US$ 455,8 juta.
Sedangkan untuk surplus sepanjang 2016, tercapai US$ 8,78 miliar. Realisasi ekspor senilai US$ 144,43 miliar selama Januari-Desember 2016, sementara impor tercatat lebih rendah US$ 135,65 miliar.
"Surplus di 2016 sebesar US$ 8,78 miliar atau lebih tinggi dibanding pencapaian surplus di periode Januari-Desember 2015 senilai US$ 7,67 miliar," kata Suhariyanto.
Dia menuturkan, surplus neraca perdagangan kumulatif ini karena realisasi neraca perdagangan di Januari-Desember 2016 untuk non migas mencetak surplus lebih besar, yakni senilai US$ 14,42 miliar. Sementara neraca dagang migas masih defisit US$ 5,64 miliar.
"Meskipun masih mencetak surplus, kinerja ekspor Indonesia masih turun dibanding realisasi 2015. Itu karena ekspor kita belum pulih sepenuhnya," kata dia.