Liputan6.com, Jakarta - Penarikan (recall) Galaxy Note 7 dari pasaran, beberapa waktu lalu, menyisakan kekecewaan bagi pelanggan dan juga Samsung sendiri. Peristiwa yang menarik perhatian industri teknologi ini pun menjadi pelajaran berharga.
Komisi Keamanan Produk Konsumer (CPSC) Amerika Serikat dalam lamannya menyebutkan, jumlah Galaxy Note 7 yang sudah ditarik di Negeri Paman Sam sebanyak 1,9 juta unit. Hal itu berkaitan dengan laporan baterai Galaxy Note 7 yang overheat.
Atas kejadian tersebut, seluruh pembesut perangkat teknologi dituntut harus lebih teliti untuk memastikan produk yang akan dilepas ke pasaran dapat berfungsi dengan baik, dan yang terpenting aman bagi konsumen.
Diwartakan Bloomberg News, seorang sumber yang tak disebutkan namanya mengatakan bahwa Samsung mempercepat peluncuran Galaxy Note 7 untuk menghadang 'gaung' peluncuran iPhone 7, yang rencananya bakal diumumkan pada September 2016 oleh Apple.
Baca Juga
Advertisement
Untuk mewujudkan hal tersebut, kala itu Samsung diketahui mendesak sejumlah supplier untuk mempercepat produksi smartphone itu. Recall yang dialami Galaxy Note 7 memberikan pelajaran bahwa demi inovasi dan kecepatan hadirnya sebuah produk, malah membuat Samsung mengesampingkan kualitas.
Terlepas dari persaingan Samsung dan Apple, teknologi pada smartphone kelas atas saat ini memang dilanda 'kebuntuan' inovasi. Banyak yang menganggap, inovasi yang terjadi di segmen smartphone premium sifatnya 'incremental'.
Dalam hal ini, kebanyakan vendor smartphone hanya menambahkan spesifikasi dan fitur terbaru. Sebagai contoh, Apple hanya menggebrak pasar smartphone dengan kemunculan kamera ganda pada iPhone 7 Plus, yang sebenarnya sudah jauh-jauh hari diadopsi oleh vendor perangkat mobile lain.
Dan menariknya, banyak orang yang rela merogok kocek lebih dalam untuk membeli iPhone 7 atau Galaxy S7, misalnya, karena menganggap kedua produk tersebut sebagai merek bergengsi dan inovatif.
Inovasi Samsung dan Apple yang hanya incremental, tentunya membuka peluang besar bagi pemain baru yang benar-benar membawa inovasi terdepan di segmen smartphone premium.
(Isk/Cas)