Pemerintah Siapkan Kawasan Industri untuk Investor Jepang

Pemerintah ingin industri asal Jepang yang ada di Indonesia memperkuat rantai pasokan sehingga bantu masalah kebutuhan bahan baku.

oleh Septian Deny diperbarui 16 Jan 2017, 19:12 WIB

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto mengajak industri‎ asal Jepang untuk tingkatkan investasinya di kawasan industri di Indonesia. Saat ini sejumlah kawasan industri siap menerima masuknya investasi asing, khususnya dari Negeri Sakura.

‎Airlangga ingin agar industri asal Jepang yang ada di Indonesia memperkuat rantai pasoknya sehingga akan membantu mengatasi masalah kebutuhan bahan baku di dalam negeri. Untuk itu, diharapkan adanya peningkatan investasi dari industri-industri tersebut.

"Kami berharap industri-industri dari Jepang, seperti yang bergerak di bidang pengolahan mineral logam, pembangkit listrik, gasifikasi batu bara, petrokimia, dan kaca dapat berinvestasi di Indonesia pada lokasi-lokasi kawasan industri yang telah disiapkan," ujar dia di Jakarta, Senin (16/1/2017).

Airlangga menjelaskan, kawasan industri tersebut antara lain kawasan industri Dumai di Riau yang telah dilengkapi pembakit listrik dengan kapasitas 50 MW, terminal CPO dan pengolahan limbah. Kawasan ini dapat digunakan untuk pengembangan industri gasifikasi batu bara dan oleo chemical.

"Kami juga menawarkan kawasan Industri JIIPE di Gresik dengan total area seluas 2.933 ha serta didukung power plants sebesar 23 MW dan 500 MW. Kawasan yang dilengkapi dengan residensial area dan pelabuhan ini didorong sebagai kawasan untuk heavy industry dan permesinan," kata dia.

Selanjutnya, kawasan industri Kendal di Jawa Tengah dengan luas sebesar 2.700 Ha yang lokasinya berdekatan dengan pelabuhan Semarang. Di kawasan ini akan dibangun industri furniture, industri makanan dan industri garmen. "Dengan upah buruh yang kompetitif, maka kawasan industri ini akan memiliki keunggulan dibanding kawasan lain," lanjut dia.

Airlangga juga menawarkan lokasi kawasan industri Bontang di Kalimantan Timur. "Kawasan ini akan dikembangkan untuk industri gasifikasi batu bara. Dengan didukung area seluas 265,6 Ha, saat ini sedang dibangun industri jasa minyak dan gas di kawasan tersebut," tutur dia.

Selain itu, lanjut Airlangga, pihaknya juga mengajak para pelaku industri kecil dan menengah (IKM) di Jepang agar ikut berinvestasi di Indonesia.

"Kami ingin membantu agar makin banyak investasi IKM dari Jepang di Indonesia. Ke depannya, IKM Jepang ini akan dimitrakan dengan IKM-IKM yang ada di Indonesia untuk penguatan dan upgrading produktivitas," papar Airlangga.

Untuk mendukung hal tersebut, Kemenperin telah melakukan penguatan data dari pelaku IKM di dalam negeri agar nantinya dapat diidentifikasi sektor mana saja yang dapat menjadi mitra strategis. "Diharapkan, IKM Indonesia juga menjadi salah satu bagian dari supply chain," kata dia.

Sebagai informasi, pada pertemuan dengan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe di Istana Bogor, Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyebutkan investasi Jepang hingga September 2016 mencapai US$ 4,498 miliar atau Rp 59,8 triliun (asumsi kurs Rp 13.300). Angka tersebut meningkat hampir dua kali lipat dibandingkan tahun 2015.

Berdasarkan data BKPM, Jepang memberikan kontribusi investasi paling tinggi di Indonesia melalui industri otomotif dengan nilai US$ 1,18 miliar pada tahun 2015, disusul kawasan industri dan properti US$ 520 juta, kemudian industri logam, elektronik, dan mesin senilai US$ 426 juta, serta listrik, gas, dan air sebesar US$ 134 juta.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya