Liputan6.com, Tangerang - Operator seluler Smartfren terus berupaya mendongkrak jumlah pelanggan layanan 4G di Indonesia. Pasalnya, mayoritas pelanggannya saat ini masih enggan beralih dari layanan CDMA.
Berdasarkan catatan Smartfren di kuartal III 2016, sebanyak 80 persen dari total 11 juta pelanggan masih menggunakan CDMA. Sementara, sisanya 20 persen adalah pelanggan 4G.
Baca Juga
Advertisement
Dijelaskan Vice President Technology Relations and Special Smartfren, Munir Syahda Prabowo, pelanggan CDMA masih setia karena mereka enggan beralih ke teknologi baru dan mempelajari berbagai hal baru. Selain itu juga masih banyak yang menggunakan feature phone.
"Masih banyak segmen umur yang merasa lebih mudah menggunakan teknologi seperti feature phone, karena mereka merasa teknologi lama itu lebih sederhana," ujar Munir saat ditemui di Kantor Smartfren di BSD, Tanggerang Selatan, Senin (16/1/207).
Kendati demikian, menurut Munir, pelanggan 4G Smartfren kini tengah mengalami pertumbuhan yang baik di tahun lalu. Jumlahnya tumbuh hampir dua kali lipat dari kuartal II ke III 2016.
Smartfren pun sudah mematikan jaringan CDMA di wilayah Sumatera, Kalimantan dan Sulawesi. "Kecuali Kota Medan dan wilayah Jawa masih ada, karena pelanggannya masih banyak di sana. Selain LTE juga lebih bagus, maintenance dua sistem juga tidak efisien," kata Munir.
Meski tengah berupaya menumbuhkan pelanggan 4G, Smartfren saat ini sekaligus sedang mempersiapkan infrastruktur untuk menyambut kedatangan teknologi 5G.
Salah satunya dengan melakukan uji coba teknologi Massive MIMO Base Stations dan Multi-Antenna Space Division Multiple Access (SDMA). Berdasarkan data International Telecommunication Union (ITU), 5G akan diluncurkan secara komersial pada 2020.
(Din/Cas)