Liputan6.com, Manado - Hingga hari ketiga setelah dilahirkan melalui operasi di Rumah Sakit Pancaran Kasih, Manado, Sulawesi Utara, kondisi bayi bongsor Manado seberat 6,3 kilogram ini terus membaik.
Setelah dirujuk ke Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Prof Dr RD Kandouw, Manado sesaat setelah lahir, sejak Jumat 13 Januari 2017, bayi perempuan itu kini bisa menikmati susu pemberian perawat.
"Kondisi bayi ini terus membaik. Pernapasannya juga sudah mulai normal," ujar dr Darmawan Murdono saat ditemui di ruang Neonatal Intensive Care Unit (NICU) RSUP Kandouw Manado, Senin, 16 Januari 2017.
Baca Juga
Advertisement
Darmawan mengatakan, bayi perempuan itu dirujuk ke RSUP Kandouw, Manado, setelah mengalami gangguan pernapasan pasca-operasi.
"Penyebabnya bisa saja karena air ketuban yang menghambat pernapasan. Tiga hari di sini, pernapasannya mulai normal," ujar dokter lulusan Universitas Udayana Denpasar Bali ini.
Kondisi kesehatan yang terus membaik ditandai juga dengan mulainya bayi yang belum memiliki nama ini menikmati susu formula. "Setiap beberapa jam dia diberi susu," kata Darmawan.
Pantauan di ruang Neonatal Intensive Care Unit (NICU) RSUP Kandouw, Manado, bayi bongsor ini berada di antara beberapa bayi lainnya. Sekitar pukul 13.00 Wita, beberapa perawat mengambil bayi itu dari inkubator dan membawa keluar ruangan.
Seorang perawat cantik menggendong bayi bongsor itu. Susu formula di dot langsung diberikan ke bayi itu, yang mulai menikmati minuman itu. "Setiap tiga jam kami memberikan susu ini," tutur perawat itu sambil tersenyum.
Bayi bongsor seberat 6,3 kg itu lahir melalui proses operasi di RS Pancaran Kasih Manado, Jumat, 13 Januari 2017, pukul 13.00 Wita. Anak kedua dari pasangan Benhard Tamboto dan Junita Senewe ini harus dirujuk ke RSUP Kandouw, Manado, karena mengalami gangguan pernapasan.