Liputan6.com, Pekanbaru - Diduga kena gendam, seorang pria berinisial Hr di Kabupaten Indragiri Hulu, Riau, rela menjual mobil miliknya Rp 70 juta kepada orang tak dikenal. Korban sebelumnya diiming-imingi bakal diberikan batu delima yang disebut pelaku berharga Rp 1,5 miliar.
"Syaratnya, korban harus menjual mobil. Hanya saja setelah mobil itu dijual, uang itu dilarikan oleh pelaku. Diduga korban juga menjual mobilnya kepada komplotan pelaku," kata Kabid Humas Polda Riau Kombes Guntur Aryo Tejo, Senin, 16 Januari 2017.
Guntur menyebutkan, kejadian bermula ketika korban berjalan-jalan ke sebuah plaza di kabupaten tersebut. Tiba-tiba, korban dihampiri pria tak dikenal dan langsung menanyakan apakah dirinya mengenal saudara Arifin.
Kepada pelaku, korban menyebut kenal, hanya saja pria yang ditanyakan pelaku itu sudah meninggal dunia beberapa tahun lalu. Tak lama kemudian, datang pria lainnya dan melihat ada batu delima yang dipakai pelaku tadi.
"Bagus batu kamu, kamu jual berapa," kata pria yang baru datang dan diduga masih satu komplotan dengan pria pertama menghampiri korban.
Dari sana terjadi perbincangan. Pria pertama menyebut kepada pria yang datang belakangan bahwa batu ini tak dijual karena sudah diamanatkan Arifin untuk diberikan kepada korban.
Baca Juga
Advertisement
"Pesan Pak Arifin, batu ini harus diberikan kepada pria yang saya ditemui di plaza ini (korban)," kata pria pertama.
Dari perbincangan tadi, kedua pria tak dikenal tadi mengajak korban ke sebuah rumah sakit dengan alasan untuk menemui bosnya. Diduga di bawah pengaruh gendam, korban mau saja menuruti permintaan pelaku dan menuju ke rumah sakit.
Dari sana, ditemuilah bos kedua pelaku dan menyarankan korban untuk menjual mobil Toyota Avanzanya senilai Rp 70 juta. Uang itu akan digunakan untuk membeli batu delima tadi, di mana korban akan mendapatkan mobil baru dan uang Rp 1,5 miliar begitu membelinya.
"Korban menerima tawaran itu. Korban kemudian diajak para pria (pelaku) tadi ke sebuah showroom mobil dan menjual mobilnya seharga Rp 70 juta," kata Guntur.
Tak lama kemudian, uang tadi diserahkan korban kepada para pelaku dan membawanya ke sebuah warung kopi untuk membeli batu tadi. Kemudian, korban disuruh salat di sebuah masjid, sementara uang tadi sudah diserahkan kepada pelaku.
"Korban dilarang membawa tasnya dan mau menurutinya begitu saja. Usai salat, korban kembali ke warung kopi dan tidak menemukan para pelaku lagi," kata Guntur.
Tak lama kemudian, korban sadar telah menjadi korban penipuan karena percaya kepada orang baru dikenalnya. Korban kemudian membuat laporan ke kantor polisi dan masih diusut.
"Akibat kejadian ini, korban kehilangan uang dari penjualan mobil. Sementara batu yang dijanjikan untuk mendapatkan mobil baru dan uang Rp 1,5 miliar tak pernah diperoleh korban," kata Guntur.
Atas kejadian ini, Guntur menghimbau masyarakat tidak mudah percaya dengan orang baru dikenal. Apalagi, orang itu mengiming-imingi dengan benda yang nilai jualnya belum pasti.
"Apalagi untuk mendapatkannya harus menjual barang sendiri. Harus hati-hari," kata Guntur.