Pilih Mana, Gaji Tinggi atau Idealisme?

Tak selamanya memiliki pekerjaan yang berpenghasilan tinggi itu menyenangkan. Terkadang Anda harus memilih, gaji tinggi atau idealisme?

oleh Ficky Yusrini diperbarui 23 Jan 2017, 12:00 WIB
Tak selamanya memiliki pekerjaan yang berpenghasilan tinggi itu menyenangkan. Terkadang Anda harus memilih, gaji tinggi atau idealisme?

Liputan6.com, Jakarta Tak selamanya memiliki pekerjaan dengan gaji tinggi itu menyenangkan. Begitu pula pekerjaan yang disukai tak selalu memberikan kepuasan.

Setiap orang tentunya berharap bisa memperoleh pekerjaan seperti yang diimpikannya, sekaligus juga mendapatkan gaji yang tinggi dari pekerjaannya itu. Namun, bagaimana jika Anda tidak bisa mendapatkan keduanya, Anda diminta memilih antara dua profesi, yang satunya pekerjaan yang menawarkan gaji yang tinggi, sedang yang satunya lagi pekerjaan yang benar-benar Anda sukai namun bergaji kecil.

Mana yang kira-kira akan Anda pilih? Inilah 5 hal yang perlu Anda lakukan.

1. Apa yang menjadi prioritas Anda?

Pada dasarnya, setiap orang punya prioritas yang berbeda-beda. Ada sebagian orang yang mungkin prioritasnya ke arah materi, sehingga mereka akan berupaya bagaimana caranya supaya bisa memperoleh pekerjaan yang prestisius dan mendapatkan gaji yang sebesar-besarnya walaupun ia harus menekuni pekerjaan yang sama sekali tidak ia sukai. Namun sebaliknya, ada juga sebagian orang yang bersedia menekuni profesi yang sepi peminat, karena lebih mementingkan idealismenya terhadap pekerjaan, ataupun karena ia memang mencintai pekerjaan itu, walaupun ia tidak bisa berharap mendapatkan penghasilan yang lumayan dari pekerjaan tersebut.

2. Apa pun pilihan Anda, miliki persepsi yang positif

Semua jenis profesi memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Seringkali orang hanya melihat sisi kekurangannya saja sehingga hal ini membuat ia terus menerus meratapi keadaannya. Untuk itu, apa pun profesi Anda hendaknya Anda memiliki persepsi yang positif. Toh, pekerjaan yang Anda peroleh sekarang adalah anugerah yang patut disyukuri, sebab di luar sana banyak orang yang kehilangan pekerjaan atau malah sulit sekali memperoleh pekerjaan. Bagaimanapun, Anda termasuk orang yang beruntung. Jadi, berhentilah mengeluh. Persepsi yang positif terhadap pekerjaan akan mengubah cara pandang Anda dalam melihat pekerjaan serta menghadapi setiap kendala yang muncul.

3. Mencari cara untuk menikmati rutinitas

Jika Anda termasuk mereka yang profesinya berpenghasilan tinggi, namun merasa situasi kerja terlalu membosankan dan monoton, barangkali mengambil cuti bisa menjadi jalan keluar. Jangan terlalu mengungkung diri pada lingkaran kerja yang tidak ada ujungnya, hal ini akan membuat Anda menjadi cepat letih dan mudah stres. Dan, jika problemnya karena Anda memang tidak menyenangi jenis pekerjaannya, tak ada salahnya Anda alih profesi dan mengejar pekerjaan idaman.

4. Hindari mengambil keputusan yang emosional

Janganlah keputusan untuk keluar dari pekerjaan hanya karena berdasarkan keputusan yang gegabah dan emosional. Sebaiknya keputusan itu direncanakan dulu dengan matang dan diperhitungkan dengan cermat. Sembari menyusun rencana, Anda, kan, bisa mengumpulkan tabungan dulu sehingga ada dana cadangan jika suatu saat rencana mengalami kegagalan.

5. Rajin menggali peluang

Ingatlah, pada dasarnya dalam setiap profesi selalu ada peluang emas. Baik dari sisi gaji dan kecocokan dari pekerjaan itu sendiri. Sebaiknya, pintar-pintarlah memanfaatkan setiap peluang yang ada dan jangan berhenti untuk terus meningkatkan kualitas diri. Banyak, kok, kisah-kisah sukses yang lahir karena konsistensi mereka dalam bidang yang digeluti.

Ficky Yusrini

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya