Kitab Kuno Abad Pertengahan Ungkap Rahasia di Balik Masturbasi

Satu kitab kuno dari tahun 1830 menjelaskan secara rinci dampak kerusakan moral dan progresif pada pelaku masturbasi. Seperti apa?

oleh Sulung Lahitani diperbarui 18 Jan 2017, 21:00 WIB
Satu kitab kuno dari tahun 1830 menjelaskan secara rinci dampak kerusakan moral dan progresif pada pelaku masturbasi. Seperti apa?

Liputan6.com, Jakarta - Pada Abad Pertengahan, ilmu pengetahuan dan takhayul seringkali tidak sejalan. Percakapan tentang seksualitas dan topik yang terkait menjadi sesuatu yang tabu untuk dibicarakan. Tidak heran, banyak bermunculan kitab yang mengontrol seseorang dalam tindakan menyenangkan diri sendiri.

Satu kitab yang berasal dari tahun 1830 misalnya, memaparkan deskripsi rinci disertai ilustrasi yang digambar dengan tangan akan bahayanya mastubasi. Kitab tersebut menjelaskan secara rinci dampak kerusakan moral dan progresif pada pelaku masturbasi.

Dinamakan Le Livre Sans Titre atau The Book Without Title, kitab tersebut menggambarkan penurunan fisik dan mental seorang pemuda berusia 17 tahun. Setelah mengalami sekian banyak penderitaan dan rasa sakit, pemuda itu pun tewas mengenaskan.

Melansir dari Unbelievablefacts, Rabu (18/01/2017), berikut terjemahan The Book Without Tittle yang menggambarkan penurunan progresif pemuda tersebut.

"Ia masih muda dan tampan. Ibunya memiliki harapan besar padanya. Sampai ia merusak dirinya sendiri dengan melakukan masturbasi!

Segera, kejahatannya membuat ia menjadi tua sebelum waktunya. Punggungnya menjadi bungkuk.

Api membakar isi perutnya: ia menderita sakit perut yang mengerikan. Lihat, matanya yang dulu begitu murni, begitu brilian, kini kilau itu hilang. Kobaran api mengelilingi dirinya.

-
 

Dia tak bisa lagi berjalan; kakinya tak mampu menopang tubuhnya. Mimpi mengerikan mengganggu istirahatnya; ia tak bisa tidur.

Giginya menjadi busuk dan rontok. Dadanya terbakar. Dia batuk darah.

Rambutnya yang indah berjatuhan seperti orang tua; awal kehidupan menjadi botak. Dia lapar dan ingin makan; tapi tak ada makanan yang tinggal lama di perutnya.

-
 

Dadanya tekuk. Dia muntah darah. Seluruh tubuhnya ditutupi dengan koreng. Itu adalah pemandangan yang mengerikan.

Demam pun menguasai dirinya. Dia merana; seluruh tubuhnya terbakar. Tubuhnya benar-benar kaku! Anggota tubuhnya berhenti bergerak.

Dia kejang-kejang; tubuhnya mengantisipasi kematian yang datang. Pada usia 17, hidupnya berakhir di siksaan yang mengerikan."

Le Livre Sans Titre bukanlah buku pertama yang membahas mastubasi. Sebuah buku anonim dengan judul Onania pada tahun 1716 misalnya, menyebut masturbasi sebagai kejahatan keji. Buku ini juga memperingatkan konsekuensi masturbasi termasuk impotensi, gonore, epilepsi, dan lainnya.

Buku medis lain diterbitkan pada tahun 1760 disebut L'Onanisme. Ditulis oleh Samuel Auguste Tissot, buku ini mengklaim bahwa air mani adalah minyak tubuh yang penting dan membuang-buangnya lewat masturbasi akan menyebabkan penurunan kekuatan, memori, penghilatan kabur, gangguan saraf, dan lain-lain.

Masyarakat Abad Pertengahan, termasuk para profesional medis dan ilmiah, memang memercayai banyak keyakinan aneh mengenai seksualitas manusia. Namun demikian, masturbasi di masa modern bukan lagi menjadi sesuatu yang tabu. Banyak ilmu medis yang menjelaskan manfaat masturbasi terlebih bagi mereka yang mampu berumah tangga.

**Ingin berbagi informasi dari dan untuk kita di Citizen6? Caranya bisa dibaca di sini

**Ingin berdiskusi tentang topik-topik menarik lainnya, yuk berbagi di Forum Liputan6

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya