Liputan6.com, Depok - Ada dua jenis servis sepeda motor yang dikenal di masyarakat. Pertama adalah servis ringan, kedua adalah servis total atau juga yang lumrah disebut servis besar.
Pada servis besar, umumnya yang akan dilakukan mekanik adalah membongkar mesin mengecek dan membersihkan tiap-tiap komponen. Soalnya, pada jarak tertentu di ruang bakar terdapat kerak sehingga mengganggu proses pembakaran.
Baca Juga
Advertisement
Sementara komponen yang biasanya diganti di antaranya adalah piston, ring piston, dan packing full set. Piston dan ring piston yang sudah tidak presisi bisa membuat oli merembes ke ruang bakar dan pada akhirnya menghasilkan asap putih yang keluar dari knalpot.
Menurut Reki Suhendra, pemilik bengkel L12 yang ada di Sawangan, Depok, kapan waktu yang tepat untuk servis besar tidak bisa ditentukan. Ia justru menyarankan servis dilakukan saat mesin mulai terindikasi bermasalah.
"Servis besar dilakukan saat sudah ada gejala kerusakan. Misalnya ada bunyi di rpm di atas 3.000, itu stang sehernya mulai rusak. Atau timbul suara berisik karena rantai keteng longgar. Itu suaranya beda-beda," ujarnya kepada Liputan6.com, Rabu (18/1/2017).
Berbeda dengan ruang bakar, Reki justru tidak menyarankan pembersihan dilakukan di bagian bak engkol mesin atau crankcase, yang di dalamnya terdapat komponen semisal alternator, kopling, gigi transmisi, poros engkol, dan lain-lain.
"Bagian itu tidak perlu dibersihkan. Soalnya, justru yang baik adalah tiap komponennya dilapisi oli," terang Reki.
Meski menyarankan servis besar baru pada saat ada gejala kerusakan, namun Reki tidak menampik ada pemilik motor yang ingin tetap servis meski belum ada gejala apapun. Misalnya, ada yang berdasarkan feeling ingin pistonnya diganti.
"Ya itu boleh saja. Tapi sebetulnya agak boros karena belum tentu komponen itu rusak atau malah justru masih bagus. Sementara untuk tahu bagus atau tidaknya harus dibongkar, dan itu sudah dikenakan biaya," tutup Reki.