Liputan6.com, Jakarta - Pergerakan saham PT Bank Permata Tbk (BNLI) menguat signifikan sejak pekan lalu. Oleh karena itu, manajemen PT Bursa Efek Indonesia (BEI) pun meminta penjelasan kepada pihak manajemen PT Bank Permata Tbk.
Berdasarkan data RTI, seperti ditulis Rabu (18/1/2017), saham PT Bank Permata Tbk (BNLI) naik 20,56 persen ke level Rp 645 per saham. Total frekuensi perdagangan 6.606 kali dengan nilai transaksi Rp 166,6 miliar. Kenaikan harga saham BNLI sekitar 20 persen itu terjadi pada periode 9 Januari-13 Januari 2017.
Penguatan saham BNLI berlanjut pada periode 16-Januari 2017, saham BNLI naik 3,88 persen ke level Rp 670 per saham. Total frekuensi perdagangan saham 10.095 kali dengan nlai transaksi Rp 282 miliar.
Pada perdagangan saham Rabu pekan ini, saham PT Bank Permata Tbk naik 4,48 persen ke level Rp 700 per saham. Total frekuensi perdagangan 1.549 kali dengan nilai transaksi Rp 38,7 miliar pada pukul 15.01 WIB.
Baca Juga
Advertisement
Analis Senior PT Binaartha Sekuritas Reza Priyambada menuturkan, kenaikan harga saham PT Bank Permata Tbk didorong sentimen ada kabar pemegang saham PT Bank Mayapada Tbk Dato Sri Tahir membeli saham PT Bank Permata Tbk. "Sentimen masih sama rencana pemegang saham bank Mayapada beli saham Bank Permata Tbk," tutur Reza saat dihubungi Liputan6.com.
Saat dikonfirmasi mengenai rencana pembelian saham PT Bank Permata Tbk oleh pendiri Bank Mayapada Tahir, Direktur Utama PT Bank Mayapada Tbk Haryono Tjahrijadi membenarkan hal itu.
"Saat ini Pak Tahir (founder dan pemegang saham pengendali Bank Mayapada) ada membeli saham bank Permata di bursa dan sedang menjajaki untuk membeli porsi saham Standard Chartered di Bank Permata. Saat ini sedang menunggu jawaban Standard Chartered," ujar Haryono saat dihubungi liputan6.com.
Ia menuturkan, rencana pembelian saham Bank Permata oleh pendiri bank Mayapada untuk lebih fokus di industri perbankan. Namun pihaknya belum mendapatkan lebih detil mengenai rencana selanjutnya.
Seperti diketahui, pemegang saham PT Bank Permata Tbk antara lain Standard Chartered Bank London sebesar 44,56 persen, PT Astra International Tbk sebesar 44,56 persen dan masyarakat kurang dari lima persen sebesar 10,88 persen.
Ada pun adanya volatilitas saham PT Bank Permata Tbk, pihak BEI pun meminta penjelasan terkait volatilitas harga saham tersebut.
Dalam keterbukaan informasi ke BEI seperti ditulis Rabu 18 Januari 2017, Sekretaris Perusahaan PT Bank Permata Tbk Katharine Grace menuturkan, kalau seluruh informasi atau fakta material yang diketahui atau dialami oleh Perseroan telah disampaikan kepada publik sesuai ketentuan berlaku.
Keterbukaan informasi terakhir yang telah disampaikan Perseroan kepada publik adalah informasi material mengenai hasil Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) dan pembayaran kupon terakhir atas obligasi berkelanjutan I bank Permata tahap I Tahun 2013 seri B pada 28 Desember 2016.
Perseroan juga menegaskan tidak memiliki informasi mengenai rencana penjualan saham perseroan. Hingga kini, PT Bank Permata Tbk terus mendapat dukungan kuat dari dua pemegang saham utama yaitu PT Astra International Tbk dan Standard Chartered Bank.