Liputan6.com, Jakarta - Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi berharap Pelabuhan Tanjung Priok di Jakarta Utara dapat menjadi transhipment terkemuka di Asia Tenggara. Pernyataan itu dikeluarkan saat konsep transhipment port sempat menjadi polemik.
Konsep transhipment akan memotong jalur ekspor impor yang selama ini harus melewati Singapura atau Malaysia sebagai pelabuhan transhipment. Pengiriman dari daerah dapat dilakukan langsung dari pelabuhan Tanjung Priok ke negara tujuan asal.
Hingga produk-produk dari daerah seperti Panjang, Semarang, Surabaya, Bali, Lombok akan dikirimkan menggunakan kapal roro ke Priok untuk kemudian langsung diekspor.
Baca Juga
Advertisement
"Saya mau dorong Pelindo II sebagai hubungan untuk meningkatkan kapasitas dari 6 juta peti kemas 20 kaki menjadi 10 juta peti kemas 20 kaki per tahun. Selain itu juga perlu didorong kapal Roro untuk Panjang (Pelabuhan Panjang, Lampung), Jakarta, Semarang, Surabaya, Bali, Lombok," kata Budi, Jakarta, seperti ditulis Kamis (19/1/2017).
Ia menerangkan, integrasi kapal RORO tersebut untuk membantu pengiriman logistik beberapa daerah terbaik dari dan ke Tanjung Priok. Lebih lanjut menurut Budi Karya, konsep ini akan mendukung segmen Tol Laut sekitar Jawa.
"Pengiriman via laut untuk dengan kapal RORO dari Panjang (Lampung), Semarang, Surabaya, Bali dan Lombok lebih murah daripada via darat," tambah dia.
Hal yang sama juga berlaku sebaliknya untuk impor barang. Barang impor akan dikapalkan dari negara asal ke pelabuhan tanjung priok dan kemudian akan dikirimkan ke pelabuhan tujuan dengan menggunakan kapal RORO.
Integrasi tersebut tidak hanya mampu meningkatkan volume di Tanjung Priok tetapi juga akan menggairahkan shipping domestik dari dan ke Tanjung Priok.
"Konsolidasi dengan kapal roro dapat menumbuhkan volume Priok sekitar 50% per tahun. Jika hal ini dijalankan Priok bisa menjadi Transhipment terkemuka di Asia Tenggara,” ujar Budi lagi.
Konsep transhipment merupakan bagian terintegrasi dari tol laut yang dicanangkan Presiden Jokowi pada masa kampanyenya.
Tol laut segmen sekitar Jawa diwujudkan dengan mengoperasikan kapal roro untuk berkeliling dari pelabuhan di Lampung-Jakarta-Semarang-Surabaya-Bali-Lombok.
Upaya tersebut untuk meningkatkan volume perdagangan dari dan ke kota-kota itu. Ditambah konsep transhipment, tol laut dapat mendorong pertumbuhan ekonomi baik melalui perdagangan domestik maupun impor dan ekspor.