Liputan6.com, Ohio - Ironis. Itu mungkin kata yang tepat untuk menggambarkan situasi perusahaan AS, General Motors (GM).
Terletak di bagian Midwestern, yang menjadi kantung dukungan Donald Trump, perusahaan itu menyatakan akan memecat 2.000 karyawannya saat hari pelantikan sang miliarder nyentrik itu sebagai Presiden AS.
Advertisement
Padahal semasa kampanye, Trump berjanji akan menciptakan lapangan pekerjaan yang lebih banyak bagi warganya.
Khawatir memang, meski demikian salah satu karyawan GM yang dipecat, Robert Sheridan, tetap akan menonton siaran langsung pelantikan presiden pilihannya.
Ia adalah salah satu dari 2.000 pekerja pabrik GM yang akan kehilangan pekerjaan pada Jumat 20 Januari 2016, pada hari yang sama saat Trump dilantik jadi presiden ke-45 AS.
Sheridan-- dan ribuan buruh sepertinya-- yang sedang putus asa berharap Trump akan menyelamatkan pekerjaan mereka.
"Tolonglah kami di Kota Lordstown," kata Sheridan, ayah tiga anak itu, seperti dikutip dari money.cnn, Kamis (19/1/2017).
"Ini adalah pekerjaan yang dianggap hebat bagi kelas menengah di sini. Tak ada pekerjaan yang lebih baik dari ini," ujarnya lagi.
Ini adalah pemecatan pertama kali perusahaan GM selama enam tahun terakhir. Sebelumnya tahun 2010, GM terakhir kali memecat sejumlah buruhnya.
Sekitar 1.200 pekerja di Lordstown, Ohio akan menghadapi pemecatan. Dan 800 lainnya di Kota Lansing, Michigan.
Suara di kedua negara bagian itu yang membuat Trump menang, khususnya dari kalangan pekerja. Hal itu melenceng tradisi, sebab, serikat pekerja United Automobile Workers selama ini mendukung Hillary Clinton.
Namun demikian dalam unggahan status pada awal Januari, Trump mengkritik perusahaan mobil itu.
"General Motors mengirimkan model Chevy Cruze yang dibuat di Meksiko untuk penjual mobil di AS gratis tanpa membayar pajak perbatasan," tulis Trump pada 3 Januari 2017 lalu. "GM telah membuat kita membayar pajak lebih besar," lanjutnya.
Namun, GM menyatakan, pabrik mobil Cruze versi sedan berada di Lordstown dan dijual di dalam negeri. Sementara model hatchback yang pasarnya untuk internasional, berpabrik di Meksiko.
Pada November, GM menjual 16.400 Cruze di AS dan 1.600 di antaranya buatan Meksiko. Perusahaan itu memperkerjakan 100.000 orang di AS dan 15 ribu lainnya di Meksiko.
GM juga bukan satu-satunya produsen mobil yang memiliki pabrik di negara tetangga AS. Ada Ford, Honda, Toyota dan Volkswagen. Mereka membuat mobil di Meksiko untuk dijual di AS.
Kembali ke Sheridan, ia sangat berterima kasih kepada unggahan Trump terkait perusahaannya yang dianggap lebih mengutamakan pabrik di Meksiko.
"Kicauan Trump memberikan kami harapan," kata Sheridan.
Pria itu telah bekerja di GM selama tujuh tahun dan dibayar US$25 per jam untuk mengerjakan bagian rem.
Bayaran itu membuatnya bisa membeli rumah dan perlengkapan olahraga yang baik untuk anak-anaknya. Pabrik lainnya di wilayah yang sama hanya membayar US$9 hingga US$12 per jam.
GM adalah perusahaan top di Trumbul County, di mana pabrik itu berada. County itu secara solid memilih Obama pada 2002 dan 2012. Namun pada 2016, 51 persen suara beralih untuk Trump.
Seperti warga lainnya di kawasan itu, John Fowler, pensiunan GM juga memilih Trump.
"Alasan kami memilih dia, karena Trump menjanjikan akan mengembalikan pekerjaan kepada county ini. Kami semua di sini butuh pekerjaan," katanya.
Pada masa keemasan, akhir 1980an dan 1990an, pabrik di Lordstown mempekerjakan 15.000 buruh. Sekarang, hanya 4.500. Dan pada Jumat mendatang, tinggal tersisa 3.000 orang.
"GM adalah kebanggaan kota ini. Kami yang membuat mobil-mobil itu dan juga membelinya. Jelas suatu kebanggaan," kata salah satu pekerja GM yang juga akan kehilangan pekerjaannya Jumat mendatang.