Liputan6.com, Jakarta Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman mengatakan, Indonesia akan kelebihan pasokan jagung dalam tiga bulan ke depan karena produksi di sejumlah daerah meningkat signifikan. Hal ini karena kerjasama yang baik antara pemerintah dan perusahaan swasta yang salah satunya adalah Gabungan Perusahaan Makanan Ternak (GPMT).
GPMT merupakan perusahaan swasta yang digandeng Kementerian Pertanian untuk melakukan kerja sama untuk menyerap produksi jagung lokal, hal ini terbukti ampuh dengan turunnya impor jagung Indonesia sebesar 66 persen.
"Kami bekerja bersama-sama sehingga produksi kita meningkat, ini sinergi yang baik dan impor jagung kita turun 66 persen. Sehingga sekarang mereka justru ada kekhawatiran kelebihan pasokan dalam waktu dekat," ungkap Amran dalam keterangan tertulis, Jumat (20/1/2017).
Baca Juga
Advertisement
Kelebihan pasokan jagung sendiri diprediksi akan terjadi pada musim panen Maret-April 2017 nanti yang akan mencapai 12 juta ton atau naik dari tahun lalu yang hanya sebesar 10 juta ton. "Kebutuhan jagung kita baik untuk pakan maupun konsumsi hanya sebsar 1,7 juta ton per bulan atau 20,4 ton per tahun," jelasnya.
Dengan kelebihan pasokan tersebut, Kementerian Pertanian dan GPMT juga akan meminta kerjasama dengan Bulog untuk menyimpan sebagian jagung untuk disimpan di gudang Bulog, dimana gudang GPMT tidak mampu menampung produksi yang berlebih.
Amran menambahkan, pihaknya mengapresiasi GPMT yang telah proaktif membangun gudang-gudang dan dryer untuk jagung di berbagai daerah.
"Saya juga baru tahu ini kalau mereka ternyata sudah membangun gudang-gudang dan dryer dengan biaya sendiri. Rupanya GPMT sudah siap mengantisipasi akan adanya oversupply dan dikurangi impor jagung. Saya sangat mengapresiasi hal ini," ujar Amran.
Pemerintah menargetkan bisa menciptakan swasembada jagung paling lambat 2018 nanti. Salah satu komoditas yang ditargetkan tidak akan impor dalam dua tahun ke depan.
Untuk mewujukan hal tersebut, Mentan Amran pun bergerilya ke sejumlah daerah untuk mendongkrak produksi jagung agar impor jagung bisa ditutup total.
"Jadi kalau sudah ada tambahan produksi jagung, kita bisa kurangi impor. Impor jagung kita tahun ini turun kurang lebih 3 juta ton, itu nilainya Rp 7 triliun-Rp 8 triliun, padahal baru sekali gerak," pungkas Amran. (Gdn/Ndw)