Cerita di Balik 'Piagam Ahok' dari Madura

Dalam piagam itu Ahok dianugerahi penghargaan sebagai Orang Beriman dan Saleh.

oleh Musthofa Aldo diperbarui 20 Jan 2017, 11:31 WIB
Ekspresi Basuki T Purnama saat menjalani persidangan Lanjutan di Kementan, Jakarta Selatan, Selasa (17/1). Sidang ke-6 mendengarkan empat keterangan saksi dari pihak penuntut umum. (Liputan6.com/Resa Esnir/Pool)

Liputan6.com, Bangkalan - Perkara dugaan penistaan agama yang menjadikan Gubernur DKI Jakarta nonaktif Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok sebagai terdakwa mengundang simpati warga Madura, Jawa Timur, bernama Takliman Thalhah. Ia adalah Ketua Umum Yayasan Panempaan Darul Muttaqien yang terletak di Jalan Nangka Lima, Nomor 3, Perumnas Desa Banyuajuh, Kecamatan Kamal, Kabupaten Bangkalan.

Simpati itulah yang kemudian menggerakkan Takliman memberikan piagam kepada Ahok pada 4 Desember 2016, dua hari setelah aksi damai ribuan muslim di kawasan Monas, Jakarta Pusat. Dalam piagam itu, Ahok dianugerahi penghargaan sebagai "Orang Beriman dan Saleh". Takliman juga mencantumkan Surat Ali Imron ayat 113 dan 114 sebagai dasar memberikan piagam.

"Laisu sawean min ahlil kitabi, mereka tidak sama dengan ahli kitab, ahli kitab ada yang beriman lho," ucap Takliman menukil isi Surat Ali Imron yang dijadikan dasar mengeluarkan piagam pada Kamis, 19 Januari 2017.

Menurut dia, piagam itu sebagai kritik kepada ulama yang begitu mudah menuding kafir seseorang karena tidak seiman. Padahal, kata dia, para pendiri bangsa mengonsep bangsa Indonesia berdasarkan nilai ketuhanan. Semestinya tidak ada sekat berdasarkan keyakinan yang dianut tiap orang.

"Apa pun agamanya, dia beriman kepada Tuhan masing-masing," dia menjelaskan.

Sebab itu, menurut Takliman, bila ada ulama mengkafirkan Ahok berdasarkan ayat Alquran, maka dirinya "mengimankan" Ahok juga berdasarkan Alquran Surat Ali Imron ayat 113 dan 114.

"Tidak semua orang Nasrani jahat, tidak semua kafir. Dan tidak semua yang beragama Islam baik dan saleh, seperti saya mungkin kafir, bisa jadi kok," tutur Ketua Projo Bangkalan ini dengan nada tinggi.

Setelah piagam dibuat, Takliman lantas mengirmkannya ke Presiden Joko Widodo (Jokowi), Menteri Agama, Majelis Ulama Indonesia, Front Pembela Islam, Panglima TNI dan KSAD, serta Ahok.

Selain piagam surat yang dikirim via pos itu, juga disertai argumentasi dalam sembilan halaman kertas kenapa memberikan kepada Ahok. Dari sekian banyak surat, hanya pihak Istana yang membalas suratnya. Apa isinya?

"Presiden (Jokowi) bilang argumentasi saya itu akan disampaikan ke Menteri Agama (Lukman Hakim Saifuddin), itu saja," warga Bangkalan, Madura itu memungkasi.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya