Liputan6.com, Jakarta - Pertemuan luar biasa antar Menteri Luar Negeri anggota Organisasi Kerjasama Islam (OKI) selesai digelar. Konferensi ini diadakan untuk membahas penyelesaian konflik di negara bagian Rakhine, Myanmar.
Di tempat tersebut diduga terjadi penyiksaan oleh militer Myanmar terhadap etnik muslim Rohingya. Isu ini pun menjadi sorotan dunia belakangan ini.
Dijelaskan Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Arrmanatha Nasir, pertemuan dua hari di Kuala Lumpur berhasil menyepakati dua outcome document.
"Satu, resolusi mengenai situasi kelompok minoritas muslim Rohingya di Myanmar, yang antara lain meminta negara anggota OKI untuk memberikan bantuan kemanusiaan dan meminta pemerintah Myanmar untuk membuka akses bagi pemberian bantuan kemanusiaan," sebut pria yang akrab disapa Tata ini kepada Liputan6.com.
Baca Juga
Advertisement
"Kedua, final communique yang antara lain meminta perwakilan OKI di New York, Jenewa, dan Brussels secara periodik melakukan review terhadap perkembangan di Myanmar," sambung dia.
Selain membicarakan masalah Rohingya, pertemuan di Kuala Lumpur turut membahas isu lain. Termasuk perdamaian di Palestina.
"Pertemuan juga telah mengesahkan Kuala Lumpur Declaration on Palestine and the City of Al Quds Al Sharif," ucap dia.
"Dalam pertemuan seluruh anggota OKI juga memberikan dukungannya terhadap penyelenggaraan Middle East Peace Conference 15 Januari 2017 di Paris dalam rangka memobilisasi dukungan terhadap two-state solution terhadap konflik Palestina-Israel," pungkasnya.